"Bagi kami sebuah kebaikan juga, orang sekelas La Nyalla itu kemudian meninggalkan atau hengkang dari timnya kita," ujar Anggota Dewan Penasihat DPP Gerindra Muhammad Syafi'i, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Menurut pria yang kerap disapa Romo Syafi'i itu, dengan hengkangnya La Nyalla, maka aura negatif yang selama ini menyelimuti kubunya juga hilang. Untuk diketahui, La Nyalla sebelumnya mengaku ikut menyebar isu PKI Jokowi saat Pilpres 2014 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Jadi) Aura negatif yang selama ini ada ketika dia masih berada di timnya kita, itu terbawa olehnya dengan keluar dari tim kita mendukung tim Jokowi-Maruf Amin," kata dia.
Sementara itu, terkait janji potong leher yang dilontarkan La Nyalla, Romo Syafi'i berharap hal tersebut bukanlah hanya upaya mencari muka kubunya. Untuk itu, dia berharap, kelak jika Prabowo menang di Madura, Jawa Timur, La Nyalla akan benar-benar merealisasikan sesumbarnya.
Sesumbar akan potong leher sebelumnya disampaikan La Nyalla saat mengunjungi Ma'ruf Amin di Rumah Situbondo pada Selasa (11/12) kemarin. Ketua Kadin Jatim itu berjanji akan memotong lehernya jika Prabowo-Sandiaga menang di Madura, Jatim.
"Janjinya itu dia harus benar-benar itu bukan bagian dari upaya cari muka kepada timnya Prabowo, tapi benar-benar janji kesatria. Kalau benar-benar janji kesatria, saya kira kita menghormati apa yang dia katakan akan penggal leher," sebut Romo Syafi'i.
Romo Syafi'i pun meyakini suara La Nyalla tidak akan berpengaruh signifikan terhadap elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Madura. Sebab, pihaknya sudah bertemu dengan Asosiasi Ulama Madura (Auma) yang menyampaikan tidak akan memberikan dukungan pada capres-cawapres yang didukung La Nyalla.
"Makanya kita mau tanya lagi, bener nggak La Nyalla itu mempertaruhkan lehernya kalau Prabowo kalah di Madura. Saya takut nanti kejadiannya macam Ruhut Sitompul, potong kuping saya kalau Ahok kalah di Jakarta, dan ternyata Ahok kalah, dan Ruhut tidak potong kupingnya," beber Romo Syafi'i.
"Saya takut nanti gitu juga, tiba-tiba nanti Jokowi-Ma'ruf Amin kalah di Madura, maka dia akan beralasan seperti banyaknya alasan yang dibuat dari ini, mungkin dia masuk kelompok orang yang paling pintar mencari alasan-alasan yang hampir semua alasannya buruk menurut saya," pungkas anggota Komisi III DPR itu.
Saksikan juga video 'Siapa yang Order La Nyalla Sebar Hoax Jokowi di Pilpres 2014?':
(mae/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini