Menteri PUPR Jelaskan Lambatnya Pembangunan Rumah Korban Gempa NTB

Menteri PUPR Jelaskan Lambatnya Pembangunan Rumah Korban Gempa NTB

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Rabu, 12 Des 2018 21:07 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengakui pembangunan rumah untuk korban terdampak gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) lambat. Lambatnya pembangunan salah satunya karena banyak pekerja lokal yang direkrut untuk membangun berhenti bekerja.

"Kalau rumah ini yang agak lambat. Sebenarnya banyak pesanan Risha (rumah instan sederhana sehat) kayu konvensional dan lain-lain. Cuma produksinya masih lambat," kata Basuki seusai rapat penanganan gempa NTB-Palu di kantor Wapres, Jakarta, Rabu (12/12/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan Risha kayu yang banyak dipesan oleh warga terdampak gempa NTB awalnya akan dilakukan penduduk setempat.

"Kita sudah didik 330 orang, tapi semingu-dua minggu kerja mereka resign. Sekarang saya sudah minta BUMN di sana, kan ada 6 pabriknya, semua minggu ini harus nambah minimal tiga tim masing-masing. Jadi 1 tim 8 orang. Jadi 3 tim 25 orang, jadi untuk itu semua harus dari luar (pekerjanya)," ungkap Basuki.

Basuki mengungkapkan, jenis rumah Risha kayu banyak diminati warga yang terdampak gempa NTB daripada jenis rumah lainnya yang ditawarkan pemerintah. Rumah jenis tersebut telah terbukti tahan gempa.

"Pak Gubernur bilang, dengan gempa yang baru 5,7 Magnitudo, mereka baru tahu, 'Oh berarti memang harus tahan gempa'," ungkapnya.



Namun rumah Risha kayu membutuhkan banyak kayu. "Pak Gubernur bilang, kalau kita mau semua (bangun rumah Risha kayu), kayu habis, hutannya banjir. Jadi beliau juga minta kita untuk sosialisasi Risha lagi," tuturnya.

Sementara itu, menurut data BNPB, ada 75.138 unit rumah rusak berat akibat gempa NTB. Adapun data bupati setempat menunjukkan ada 74.092 rumah yang mengalami rusak berat. Pemerintah pun menargetkan membangun 300 rumah per harinya, di mana dalam waktu 6-8 bulan pembangunan rumah rusak berat dapat selesai.

Dari total rumah rusak menurut data BNPB dan bupati, sebanyak 4.203 keluarga ingin dibangunkan rumah dengan jenis Risha, 4.665 ingin dibuatkan rumah instan kayu (RIKA), 4.362 berupa rumah instan konvensional (Riko) dan 40 di antaranya rumah cetak Indonesia (RCI).

Berbeda dengan pembangunan rumah warga yang tergolong lambat, pembangunan fasilitas umum pascagempa NTB cukup masif dilakukan. Sudah ada 445 fasilitas publik yang sudah dibangun pascagempa NTB.

Basuki memerinci, rencananya ada 539 fasilitas publik yang dibangun menggunakan APBN, dan 664 fasilitas publik akan dibangun organisasi swasta. (nvl/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads