Perlintasan kereta di Jalan Setia Kawan Barat, Kali Anyar, Tambora ini tergolong ramai. Sebab perlintasan ini menghubungkan dua jalan besar yaitu Jalan Latumenten dan Jalan Kyai Tapa.
Para pengendara harus melewati rel kereta jalur ganda atau double track. Lokasi perlintasan ini tak jauh dari Stasiun Grogol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebelum melintas rel, ada pelang peringatan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Di pelang itu tertulis 'Berhenti, tengok kiri dan kanan sebelum melintasi rel'.
Sirine akan terdengar saat KRL maupun Kereta Bandara melewati jalur itu. Namun, tidak ada palang pintu otomatis untuk menghentikan pengendara.
Masyarakat berinisiatif untuk menjaga agar tidak ada terjadi kecelakaan antara kendaraan dengan kereta. Mereka akan meniup peluit panjang tanda ada kereta. Suara peluit yang ditiup lebih nyaring dari sirine tanda ada kereta api.
![]() |
Tak hanya meniup peluit, ada pula orang yang berjaga di tengah jalan. Mereka memberi aba-aba berhenti atau maju kepada pengendara.
"Dijaga nggak 24 jam. Cuma dari pukul 5.00 WIB, sampai pukul 23.00," ucap salah satu penjaga rel Heru kepada detikcom, Selasa (12/12/2018).
Tanpa kehadiran Heru dan kawan-kawannya, mungkin banyak orang yang lalai. Mereka akan langsung terobos perlintasan meski sudah ada tanda sirine.
![]() |
"Wah, kacau. Sudah disuruh berhenti aja masih banyak yang bandel. Beberapa kali kejadian kecelakaan. Terakhir tukang Go-Jek, beberapa bulan lalu lah. Kepalanya pecah," cerita Heru.
Heru dan kawan-kawannya membawa ember kecil untuk mewadahi receh dari pengendara. Mereka tidak memaksakan pengendara untuk memberi uang. Namun, beberapa pengendara, khususnya mobil memberi uang.
"(Pendapatan) tergantung yang ngasih. Nggak nyampe Rp 100 ribu sih. Paling cuma Rp 50.000," kata Heru. (aik/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini