Ramai Kendaraan, Tapi Perlintasan Kereta di Tambora Tak Berpalang

Ramai Kendaraan, Tapi Perlintasan Kereta di Tambora Tak Berpalang

Arief Ikhsanudin - detikNews
Rabu, 12 Des 2018 11:01 WIB
Perlintasan kereta tak berpalang di Tambora, Jakbar (Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom)
Jakarta - Perlintasan kereta di daerah Tambora, Jakarta Barat, tak punya palang otomatis. Padahal banyak kendaraan yang lewat di perlintasan ini.

Perlintasan kereta di Jalan Setia Kawan Barat, Kali Anyar, Tambora ini tergolong ramai. Sebab perlintasan ini menghubungkan dua jalan besar yaitu Jalan Latumenten dan Jalan Kyai Tapa.

Para pengendara harus melewati rel kereta jalur ganda atau double track. Lokasi perlintasan ini tak jauh dari Stasiun Grogol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya ada pelang peringatan yang dipunya Dishub DKIHanya ada pelang peringatan yang dipunya Dishub DKI (Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom)


Sebelum melintas rel, ada pelang peringatan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Di pelang itu tertulis 'Berhenti, tengok kiri dan kanan sebelum melintasi rel'.

Sirine akan terdengar saat KRL maupun Kereta Bandara melewati jalur itu. Namun, tidak ada palang pintu otomatis untuk menghentikan pengendara.

Masyarakat berinisiatif untuk menjaga agar tidak ada terjadi kecelakaan antara kendaraan dengan kereta. Mereka akan meniup peluit panjang tanda ada kereta. Suara peluit yang ditiup lebih nyaring dari sirine tanda ada kereta api.

Banyak kendaraan yang lewat di perlintasan iniBanyak kendaraan yang lewat di perlintasan ini (Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom)


Tak hanya meniup peluit, ada pula orang yang berjaga di tengah jalan. Mereka memberi aba-aba berhenti atau maju kepada pengendara.

"Dijaga nggak 24 jam. Cuma dari pukul 5.00 WIB, sampai pukul 23.00," ucap salah satu penjaga rel Heru kepada detikcom, Selasa (12/12/2018).

Tanpa kehadiran Heru dan kawan-kawannya, mungkin banyak orang yang lalai. Mereka akan langsung terobos perlintasan meski sudah ada tanda sirine.


Warga berinisiatif membantu kendaraan yang melintas di lokasiWarga berinisiatif membantu kendaraan yang melintas di lokasi (Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom)

"Wah, kacau. Sudah disuruh berhenti aja masih banyak yang bandel. Beberapa kali kejadian kecelakaan. Terakhir tukang Go-Jek, beberapa bulan lalu lah. Kepalanya pecah," cerita Heru.

Heru dan kawan-kawannya membawa ember kecil untuk mewadahi receh dari pengendara. Mereka tidak memaksakan pengendara untuk memberi uang. Namun, beberapa pengendara, khususnya mobil memberi uang.

"(Pendapatan) tergantung yang ngasih. Nggak nyampe Rp 100 ribu sih. Paling cuma Rp 50.000," kata Heru. (aik/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads