detikcom berkesempatan bertemu dengan Akbar di kantor CNN TV, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Senin (10/12/2018). Siswa kelas 5 SD ini mengaku sudah merancang alat pembersih sepatu otomatis itu sejak tahun 2017.
"Pembersih sepatu ini dimulai dari sekitar 2017. Jadi itu, pertama itu idenya bersama teman namanya Caka, terus teman aku ini tiba-tiba nggak ikut lagi, nggak tahu kenapa," kata Akbar didampingi sang Ibu, Mimi Sandriani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ide membuat alat pembersih sepatu itu berawal dari keinginan Akbar membantu petugas kebersihan di sekolahnya. Sebab, petugas kebersihan kerap kesusahan membersihkan lantai karena tanah liat dari sepatu siswa-siswa.
"Kan di sekolah saya depannya masih berupa tanah merah belum diaspal atau dikonblok biasanya yang baru turun dari mobil biasanya sepatunya terkena tanah merah dan kadang kebawa ke sekolah," ujarnya.
"Terus saya bilang 'bagaimana cara membantu OB ini untuk agar membutuhkan waktu untuk membersih lantai?'. Akhirnya saya buat alat pembersih sepatu ini," sambungnya.
Dari situlah, Akbar yang suka dengan sains dari umur 5 tahun itu bersama salah seorang mentor mulai merancang dan membuat alat pembersih sepatu. Selama kurang lebih 2 bulan Akbar menyelesaikan pembuatan alat itu mulai dari pembuatan desain hingga memasukkan program.
"Kurang lebih 1-2 bulan. Itu dikerjain seminggu sekali di tempat les. Awalnya gambar desain, terus program, terus begini ini. Desainnya nanti digambar terus dipotong sama laser cut," jelas Akbar.
Alat buatan Akbar itu pun sempat gagal di perlomban Kalbe Junior Scientist. Namun, Akbar tak menyerah. Hingga akhirnya alat pembersih sepatu otomatis itu pun masuk dalam 20 finalis dan mendapatkan penghargaan peneliti cilik terunggul.
![]() |
"Waktu itu mau ikut lomba Kalbe tapi nggak diterima, nah pas tahun 2018 lomba Kalbe diterima dan masuk dalam finalis 20 anak," kata Akbar.
"Jadi peneliti cilik terunggul," timpal Mimi Sandriana memambahkan.
Tak hanya itu, sederet prestasi dan penghargaan juga pernah didapatkan Akbar di bidang science. Penghargaan itu mulai dari juara di ajang robot nusantara, berkesempatan dikirim ke China hingga yang terakhir mendapat Special Award on Life Science 2018 di ajang Indonesia Science Expo 2018.
"Dia pernah juara di Robot Nusantara, terus dia ke China, abis itu lomba robot lagi di BSD dapat grand prize, dari situ baru ikut Kalbe baru itu Indonesian Science Expo," sebut Mimi Sandriani. (ibh/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini