Kisah Rektor Dipolisikan dan Cerita UI-UGM Bikin Etika WA Dosen

Kisah Rektor Dipolisikan dan Cerita UI-UGM Bikin Etika WA Dosen

Andi Saputra, Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Senin, 10 Des 2018 10:53 WIB
Rektor Umri, Mubarak (Dok. Istimewa)
Pekanbaru - Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Mubarak, melempar mahasiswa S3, Komala Sari, dengan draf disertasi. Komala tak terima dan mempolisikan Mubarak. Semua berawal dari perdebatan di grup WhatsApp.

"Jadi dia datang diminta oleh Ketua Prodi S3 ilmu lingkungan untuk meminta maaf dan mengklarifikasi omongannya di media sosial itu (grup WA). Jadi dia menghadap saya. Nah, saat itulah omongan dia selalu memancing kemarahan. Saya memang sempat membuang desertasinya dari atas meja saya, namun tidak ada mengenai siapa pun," kata Mubarak kepada detikcom, Senin (10/12/2018).


Jauh sebelumnya, Universitas Indonesia (UI) sudah mengantisipasi perkembangan sosial dampak teknologi digital, yaitu dengan mengeluarkan imbauan tata krama berjudul 'Etika Menghubungi Dosen Melalui Telepon Genggam'. Imbauan ini dikeluarkan dengan tujuan mahasiswa menjaga sopan santun saat berinteraksi dengan dosen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk mengimbau supaya lebih sopan, mungkin saja kan ada yang tidak sopan," kata Kepala Humas UI Rifelly Dewi Astuti pada 6 Oktober 2017.

Salah satu aturannya adalah mengawali dengan sapaan atau mengucapkan salam.

Contoh, "Selamat pagi Bapak/Ibu", atau "Assalamualaikum" (apabila kedua belah pihak sesama muslim).

Selain itu, mengucapkan kata maaf untuk menunjukkan sopan santun dari kerendahan hati Anda. Misalnya, "Mohon maaf mengganggu waktu Ibu/Bapak".

"Tidak ada yang ramai dari imbauan itu, biasa saja. Ya untuk menjaga agar mahasiswa sopan, misal jangan menghubungi dosen tengah malam, jadi pahamlah kapan waktunya, paham cara berbicara," ujar doktor Fakultas Ekonomi UI ini.


Bagaimana dengan kampus UGM? Etika menyapa dosen lewat dunia digital dipampang besar-besar dalam bentuk banner.

Foto banner berisi etika mahasiswa menghubungi dosen di UGM ramai beredar di media sosial. Misalnya, diminta menggunakan bahasa yang sopan, tidak disingkat, seperti sy, jg, kpn, otw, ok, dll. Mahasiswa diminta mengenalkan diri dan menyapa dengan sopan. Seperti selamat pagi, selamat siang, dan Assalamualaikum wr wb (bukan 'ass').

Kepala Bidang Humas dan Protokol UGM Iva Ariani membenarkan bahwa banner tersebut dipasang di Fakultas Teknik. Iva mengatakan banner itu dipasang bukan karena ada masalah dengan sopan santun mahasiswa. Banner itu hanya untuk mengingatkan kembali.

"Ini hal yang wajar dan normal untuk mengingatkan kembali agar etiket berkomunikasi selalu terjaga," kata Iva saat dimintai konfirmasi pada 12 Maret 2018.

Nah, bagaimana dengan kampus Anda? (asp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads