"Menghidupkan kembali PMP itu merupakan aspirasi masyarakat. Masyarakat ingin pelajaran PMP itu diajarkan lagi di sekolah. Pemerintah harus menyikapi dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat itu," kata Mahyudin usai menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada "emak-emak" yang terhimpun dalam Himpunan Wanita Karya (HWK), di Balikpapan, Minggu (2/12/2018).
Mahyudin mengungkapkan banyak guru-guru yang menyampaikan aspirasi menghidupkan kembali pelajaran PMP. "Banyak guru-guru yang menyampaikan ke saya, tolong pelajaran PMP dihidupkan kembali. Saya sudah bicara ke Menteri Pendidikan bahwa keinginan itu adalah aspirasi dari bawah," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahyudin menambahkan pemerintah (Kemendikbud) harus menyikapi dan menindaklanjuti aspirasi dari masyarakat untuk menghidupkan kembali pelajaran PMP ini.
"Di tengah tantangan globalisasi yang begitu kuat sekarang ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Dulu, kekhawatiran itu masih dibentengi dengan Pendidikan Moral Pancasila," katanya.
Globalisasi, lanjut Mahyudin, telah menggeser nilai-nilai luhur Indonesia karena masuknya budaya asing. Dengan globalisasi tidak ada lagi sekat-sekat. "Orang bisa belajar merakit bom dan menjadi radikal dari internet. Globalisasi ini mendegradasi nilai-nilai budaya kita. Dulu, kita bisa melawan dengan Pendidikan Moral Pancasila," tuturnya. (ega/prf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini