"Jadi politik kerumunan itu cukup untuk ekspresi aspirasi itu harus dihargai, semua orang harus menghargainya, cuma kalau terus-menerus berkali-kali pakai alumni, lama-lama itu tidak produktif. Jadi kita memberi nasihat walaupun sampai sekarang ini kita tidak boleh menyalahkan itu kan orang bebas berekspresi, berpendapat, boleh saja, cuma jangan terus-menerus," ujar Jimly di Istana Kepresidenan, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).
"Itu dakwah yang tidak produktif. Dakwah yang produktif itu mengajak dengan simpati, mengajak dengan damai, dakwah itu maknanya mengajak lebih luas dari tablig," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Jimly tidak dapat melarang diadakannya aksi tersebut. Ia hanya memberi saran kepada tokoh-tokoh untuk kembali ke jalan dakwah.
"Maka kalau boleh memberi saran kepada tokoh-tokoh masyarakat, kembalilah kepada semangat dakwah supaya kita memperbaiki dengan dakwah, jadi itu saran saya. Tapi tidak bisa saya larang," sebutnya.
Reuni 212 akan berlangsung di Monas, Jakarta Pusat, pada Minggu (2/12). Ketua Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Maarif mengatakan reuni aksi 212 tidak jauh berbeda dengan aksi pada 2016. (dkp/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini