Ini berawal dari Kotjo yang ingin mendapatkan proyek PLTU Riau-1 tapi kesulitan mendapat akses ke PLN. Kotjo, yang berkawan lama dengan Novanto, pun meminta bantuan untuk dapat leluasa berkomunikasi dengan PLN.
Novanto pun mengenalkan Kotjo ke Eni sekaligus meminta Eni mengawalnya dalam proyek itu. Kotjo juga menjanjikan uang kepada Eni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CHEC Ltd merupakan singkatan dari China Huadian Engineering Company Limited, perusahaan asal China yang diajak Kotjo menggarap proyek itu bersama perusahaannya, yaitu Blackgold Natural Resources Ltd (BNR). Sedangkan dari PLN, yang bakal mengerjakan proyek itu bersama dua korporasi swasta itu adalah PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI).
Sebelum menjembatani Kotjo dengan PLN, Eni terlebih dulu mengajak Direktur Utama (Dirut) PLN Sofyan Basir bertemu dengan Novanto. Sofyan saat itu ditemani Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Supangkat Iwan Santoso.
"Dalam pertemuan itu, Setya Novanto meminta proyek PLTGU Jawa III kepada Sofyan Basir," kata jaksa.
Namun, menurut Sofyan, proyek itu sudah memiliki kandidat penggarapnya. Novanto pun diminta mencari proyek lain, yaitu PLTU Riau-1.
Setelah itu, Eni mengenalkan Kotjo ke Sofyan sebagai pengusaha tambang yang tertarik menjadi investor dalam proyek PLTU Riau-1. Sofyan pun meminta Kotjo mengajukan penawaran. Berbagai pertemuan terjadi hingga, singkat cerita, Kotjo mendapatkan proyek itu dan Eni menerima duit sebagai imbalan.
Selain itu, Kotjo rencananya bakal memberikan duit kepada Novanto. Mantan Ketua DPR itu rencananya diberi jatah USD 6 juta dari fee proyek tersebut. (dhn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini