Jokowi Dituduh 'Kompor', PDIP Ungkit Hoax Ratna Sarumpaet

Jokowi Dituduh 'Kompor', PDIP Ungkit Hoax Ratna Sarumpaet

Eva Safitri - detikNews
Senin, 26 Nov 2018 19:33 WIB
Hasto Kristiyanto (Eva Safitri/detikcom)
Sleman - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menuding Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai 'kompor', yang membuat situasi politik jadi panas. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membalasnya dengan menyindir kasus hoax Ratna Sarumpaet.

"Kita nggak usah tanggapilah. Karena kita tahu Indonesia ini begitu besar. Indonesia nggak bisa dibangun dengan hal-hal yang negatif. Indonesia harus dibangun dengan hal-hal yang positif," ujarnya di sela kegiatan Safari Kebangsaan di Sleman, Yogyakarta, Senin (25/11/2018).

Hasto membela beberapa perkataan keras Jokowi yang, menurutnya, dilontarkan untuk mengingatkan agar berhati-hati dalam berbicara. Ia menyinggung kubu Prabowo-Sandiaga yang membesarkan kasus Ratna Sarumpatet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Belakangan diketahui kasus penganiayaan Ratna merupakan hoax alias kebohongan. Hasto mengutip pernyataan Hanum Rais soal luka-luka di wajah Ratna yang kemudian akhirnya diketahui merupakan bekas operasi bedah plastik.

"Jadi beliau sebagai presiden mengingatkan agar pemimpin itu hati-hati dalam berbicara, suka memanas-manasi. Itu juga kasus Ratna Sarumpaet, itu kan kompor pakai mengatakan, 'Saya sebagai dokter saya bisa membedakan mana operasi plastik mana itu yang namanya dianiaya.' Itu kan kompor," ucap Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin tersebut.

Hasto juga menyindir Prabowo dan Sandiaga yang sudah beberapa kali meminta maaf kepada publik atas beberapa isu. Padahal, menurutnya, kampanye belum lama dimulai.

"Kampanyenya belum lama, baru 2 bulan, tapi yang di sana sudah minta maaf tiga kali. Jadi Saudara sekalian, sebagai presiden, beliau (Jokowi) mengingatkan, karena waktu kita masih panjang untuk berkompetisi, sehingga dibuat moral agar kompor itu dipakai untuk membuat kopi, untuk menciptakan masakan," kata Hasto.


Sebelumnya, Presiden Jokowi menilai banyak pihak yang memanfaatkan momen pilihan politik dengan membuat suasana menjadi 'panas'. Dia mengatakan seharusnya masyarakat dibiarkan menentukan pilihan politik masing-masing tanpa dipanas-panasi.

"Kita ini saudara sebangsa dan setanah air. Jangan lupakan itu. Ini karena banyak kompor, karena dipanas-panasi, dikompor-kompori, jadi panas semuanya," kata Jokowi di hadapan masyarakat adat Komering Raya, Sumsel, di Griya Agung, Kota Palembang, Minggu (25/11).

Hal itu kemudian mendapat tanggapan dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, menuding balik Jokowi.

"Ini mengagetkan, bahwa terus terang dalam beberapa minggu ini yang bikin situasi politik panas itu Pak Jokowi. Pak Jokowi-lah yang bikin kompor saat ini sehingga politik jadi panas dan gaduh," ujar Andre Rosiade, kepada wartawan, Senin (26/11). (eva/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads