Berdasarkan pantauan detikcom, Senin (26/11/2018), sampah-sampah bambu dan ranting-ranting memenuhi aliran air di bendungan itu. Beberapa petugas yang mengenakan pelampung warna oranye tampak menyelam dan mengangkat sampah-sampah bambu ke pinggiran sungai.
![]() |
"Minggu pagi, pukul 09.00 WIB, kami temukan lagi ada sampah menggunung di sini dan sampahnya homogen dengan sampah yang ditemukan sebelumnya, yaitu sampah bambu, dengan potongan-potongan yang jelas, artinya bambu yang bekas dibersihkan rantingnya. Artinya sampah rekayasa, bukan sampah bambu yang hanyut dari bantaran sungai. Ini perlu diselidiki," ujar Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas Puarman di Bendungan Koja, Kota Bekasi, Senin (26/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puarman mengatakan jenis sampah yang ditemukan didominasi sampah jenis bambu. Ia menceritakan, tinggi tumpukan sampah mencapai 2 meter, panjang 40 meter, dan lebar 30 meter.
"(Sampah) ini kira kira 6 truk, 1 truk sekitar 10 kubik. Kalau dikonversi ke ton, 3-4 ton ada. Berarti 18 ton. (Sampah jenis) Bambu dan kayu," ujar Puarman.
![]() |
Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Kota Bekasi, Masriwati, mengatakan pihaknya masih menelusuri sumber sampah jenis bambu ini. Namun ia memastikan sumber sampah bambu tidak ada di Bekasi.
"Kalau di Bendung Koja tempat nyangkutnya doang. Sumbernya entah di mana. Untuk sumbernya di wilayah Kota Bekasi tidak ditemukan," ujar Masriwati.
Masriwati memastikan jenis sampah bambu yang berada di Bendungan Koja ialah bambu potongan, bukan bambu bekas longsor. Menurutnya, sampah yang menumpuk di Bendungan Koja berdampak pada lingkungan sekitar.
"Kalau air kesumbat, berarti aliran air sungai nggak lancar. Nanti kalau nggak lancar dampaknya (air) melimpah," ujar Masriwati.
Sebelumnya, tumpukan sampah memenuhi Kali Cikeas, tepatnya di kawasan Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (19/11). Sampah-sampah tersebut didominasi sampah jenis batang pohon. (aan/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini