Harga segelas kopi di Banda Aceh memang bervariasi, tergantung jenis dan olahannya. Kopi saring robusta dibanderol mulai Rp 3.000 per gelas. Sedangkan kopi arabika, ada yang harganya mencapai puluhan ribu.
Berdasarkan pantauan detikcom di Abu Master Kupi di kawasan Lambhuk, Banda Aceh, Aceh, di warung kopi ini ada tiga varian menu yang jadi andalan. Ketiganya adalah Spesial Madu Presso, U Presso, dan U Blend Madu Presso. Kopi spesial ini diracik menggunakan biji kopi arabika Gayo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Abu Master Kopi, Munawir, mengatakan kopi Spesial Madu Presso diolah menggunakan kopi dicampur dengan madu dan dibanderol seharga Rp 12 ribu per gelas. Sedangkan U Presso merupakan campuran kopi arabika dengan kelapa muda dan dijual Rp 15 ribu per gelas.
Sementara U Blend Madu Presso adalah campuran kopi, kepala muda yang sudah diblender serta ditambah madu. Kopi jenis ini disajikan dingin dan dibanderol seharga Rp 20 ribu per gelas.
"Yang banyak peminat di sini adalah kopi Madu Presso dan U Blend Madu Presso," kata Munawir kepada detikcom, Minggu (25/11/2018).
Varian menu spesial ini muncul dari coba-coba mencampur beberapa bahan ke dalam kopi. Menurut pemiliknya, kopi campuran madu dan kelapa muda tersebut diyakini mengandung sejumlah khasiat dan baik untuk kesehatan.
Selain kopi arabika, di warung kopi yang buka di tengah-tengah permukiman penduduk ini tersedia kopi robusta saring. Harganya Rp 3.000 per gelas. Jadi, pengunjung yang ngopi di sana dapat memesan sesuai dengan selera.
Sementara itu, Moorden Coffe, yang terletak di kawasan Beurawe, Banda Aceh, juga menyediakan sejumlah kopi spesial. Kedai kopi hit di kalangan kawula muda ini menyediakan tiga andalan jenis kopi, yaitu Nirapresso (campuran kopi dan nira), Sanpresso (campuran santan dan kopi), serta Telur Kocok Arabika. Untuk harganya, masing-masing dibanderol Rp 15 ribu per gelas.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Titiek Soeharto mengulas janji swasembada pangan Jokowi-Jusuf Kalla dalam kampanyenya di Cilegon. Selain itu, anak Soeharto tersebut mengulas soal kesenjangan antara kaya dan miskin yang makin lebar. Akibat kesenjangan itu, yang kaya makin kaya dan si miskin makin menderita.
![]() |
"Kesenjangan antara si kaya dan si miskin makin lebar. Ibu-ibu punya uang sekarang Rp 50 ribu, ibu-ibu bisa beli apa kalau ke pasar, sementara yang kaya tambah kaya dan yang miskin tambah miskin," kata Titiek di hadapan relawan pendukung Prabowo-Sandi di Cilegon, Rabu (14/11).
Pendapat Titiek disambut Kepala Bidang Advokasi dan Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Habiburokhman. Dalam tweet-nya, Habiburokhman menyebut uang Rp 50 ribu tak cukup untuk membeli bakso buat dua orang.
"Lapor Oom, duit 50 ribu kagak cukup u jajan bakso dua orang," cuit Habiburokhman seperti dilihat detikcom, Jumat (23/11). (agse/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini