"Pilpres itu 5 tahun sekali. Presidennya mau Jokowi atau Prabowo, demi Allah saya tidak peduli. Demi Allah saya tidak peduli. Tiga kali, demi Allah saya tidak peduli. Yang saya pedulikan Negara Kesatuan Republik Indonesia tak boleh tercabik-cabik," kata Yusuf di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (23/11/2018).
Yusuf mengatakan Indonesia adalah negara yang multikultural. Maka itu, jika ada ketimpangan, harus dibenahi bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusuf sendiri tercatat sebagai timses pasangan capres-cawapres nomor urut 02. Dia masuk sebagai anggota Dewan Pengarah Tim BPN Prabowo-Sandiaga.
Dalam Ijtimak Ulama, kata Yusuf, tidak ada 'deal' soal jabatan. Permintaan dalam Ijtimak hanya ingin imam besar FPI Habib Rizieq Syihab pulang ke Indonesia.
"Makanya, dalam Ijtimak, kami mengajukan pakta integritas, bukan gagah-gagahan. Itu saran kami. Nanti tolong seandainya Prabowo bisa terpilih, itu yang jadi senjata kami akan menagih semuanya," ujar Yusuf.
"Makanya dari 17 pasal, 16 pasal seluruhnya kepentingan negara tak ada kepentingan jabatan. Hanya satu pasal minta dipulangkannya Habib Rizieq Syihab. Itu saja," tutur dia. (idn/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini