Rudy menjelaskan crane dibutuhkan untuk mempercepat proses evakuasi bila terjadi gempa. Sedangkan mobil water treatment untuk mengatasi masalah krisis air bersih.
"Kebetulan saya hadir di NTB bersama pasukan yang ada di sana, hadir di Sulteng sana, saya juga ikut di laut melihat dan membantu evakuasi Lion Air. Jadi setelah ada tiga bencana ini, ternyata memang kami harus juga melengkapi peralatan yang kurang, terutama dalam tanggap darurat ketika bencana itu terjadi," kata Rudy di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (12/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudy mengatakan pihaknya tidak punya alat untuk mengangkat gedung-gedung yang roboh akibat gempa itu. Karena itu, operasi tanggap bencana akan lebih bagus jika ada crane.
"Yang tidak kami miliki adalah ketika terjadi gempa, ada masyarakat tertimpa di gedung, kami tidak punya alat untuk mengangkat itu gedung-gedung yang roboh. Kalau ada mobil yang bisa mengangkat itu akan lebih baik," ujar Rudy.
Sementara itu, soal rencana menambah mobil water treatment, Rudy menuturkan ingin yang ukuran lebih kecil agar mudah dimobilisasi.
"Setelah kami evaluasi kejadian NTB dan Sulteng, kami memiliki kendaraan water treatment di mana air kotor kami jadikan air minum. Itu dibutuhkan masyarakat. Dengan kejadian itu, kami evaluasi hanya punya dua unit. Nanti akan diperbanyak tapi bentuknya lebih kecil supaya bisa masuk di jalan-jalan lebih kecil," terang Rudy.
Rudy menerangkan keperluan peralatan tersebut telah diajukan untuk masuk perencanaan Polri di tahun anggaran (TA) 2019. Rudy mengatakan Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah setuju dengan rencana itu.
"Kami sudah ajukan tahun 2019 dan Pak Kapolri sudah setuju beberapa peralatan ini sangat kurang," ucap Rudy. (aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini