Pemberian gelar kehormatan itu dilaksanakan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (12/11/2018). Adapun HUT ke-73 Brimob jatuh pada Rabu (14/11/2018).
"Pada saat ulang tahun Brimob ke-73 ini, kami memberikan warga kehormatan ke beberapa pati (perwira tinggi) Polri. Namun demikian ada satu pengusaha yang menjadi pertanyaan, apa yang menjadi pertimbangannya," kata Komandan Korps Brimob Polri Irjen Rudy Sufahriadi kepada wartawan.
Mereka yang mendapat gelar kehormatan adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis, Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Eko Indra Heri, Asisten Kapolri bidang Perencana Irjen Gatot Eddy Pramono, Asisten Kapolri bidang Logistik Irjen Asep Suhendar, dan bos Mayapada Group Dato Sri Tahir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudy menerangkan gelar warga kehormatan tak hanya terbatas untuk anggota Polri. Sebagai contoh, satuan Brimob di daerah memberi gelar tersebut kepada bupati. Terkait acara ini, Dato Sri Tahir diberi gelar warga kehormatan karena kontribusinya merehabilitasi gedung pusat pendidikan (pusdik) Korps Brimob.
"Di beberapa daerah pun bupati yang menjadi warga kehormatan yang diajukan kepada kami, saya setujui. Pertama adalah yang pasti Pak Tahir memberikan kontribusi, baik saran maupun masukan, kepada Brimob. Terhadap saya terutama untuk kemajuan Brimob itu sendiri," terang Rudy.
Selain itu, lanjut Rudy, Tahir memberikan bantuan kepada Pusdik Brimob, yang selama ini tidak terjangkau APBN untuk memperbaiki gedung-gedung yang ada. "Yang dari saya masuk Brimob sampai dengan hari ini belum pernah diperbaiki gedung-gedungnya," imbuhnya.
Menurut Rudy, Dato Sri Tahir juga pernah bercerita tentang masa kecilnya yang akrab dengan lingkungan resimen pelopor di Surabaya, Jawa Timur.
"Pak Tahir bercerita kepada saya bahwa kecilnya beliau di Surabaya itu selalu berteman dengan menpor, resimen pelopor. Waktu itu di Surabaya karena bertetangga, jadi beliau ingin sekali membantu Brimob," tutur Rudy. (aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini