Tutup Rakor Kemen PPPA, Kak Seto: Anak Jaman Now Kurang Bergerak

Tutup Rakor Kemen PPPA, Kak Seto: Anak Jaman Now Kurang Bergerak

Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Rabu, 07 Nov 2018 12:02 WIB
Foto: Kak Seto di penutupan rapat koordinasi teknis perlindungan anak (Rakortek PA) 2018 oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (Wildan-detikcom)
Jakarta - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto mengatakan anak-anak tidak ada yang bodoh dan memiliki kepintaran di bidangnya masing-masing. Dia menyarankan kepada orang tua agar tidak menyuruh anak-anaknya untuk terus-menerus belajar tanpa dihibur dengan bermain.

"Tugas orang tua, tugas masyarakat, tugas pemerintah menyirami taman keluarga dengan kasih sayang. Standar pendidikan kita itu nomor satu etika, itu jarang kita perkenalkan. Etika adalah contoh keteladanan bukan dipaksakan. Lalu keindahan berbusana dan sebagainya lalu baru iptek," kata Kak Seto di Hotel Grand Mercure, Jalan Hayam Wuruk, Tamansari, Jakarta Pusat, Rabu (7/11/2018).


Kak Seto menyampaikan itu dalam penutupan rapat koordinasi teknis perlindungan anak (Rakortek PA) 2018 oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Seto juga menyoroti faktor-faktor kekerasan terhadap anak. Kekerasan itu bukan hanya kekerasan fisik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kasus perceraian juga kekerasan terhadap anak. Di beberapa daerah yang kami rilis dan ada hasilnya jadi kemesraan ini jangan cepat berlalu," kata Seto.

Seto mengatakan ada juga kekerasan media elektronik dan gadget. Seto juga menyoroti perilaku menonton tv anak-anak.

"Kemudian kekerasan media elektronika, gadged ini kekerasan terhadap anak dari kecil juga nonton televisi terus. Jaman now juga anak-anak kurang bergerak bisa menjadi obesitas karena jarang bergerak. Mohon juga agar diet nonton televisi," sambung Kak Seto.


Pihak keluarga dan masyarakat disebut Seto berperan melindungi anak dari kekerasan. Kekerasan yang paling mungkin terjadi yakni kekerasan seksual.

Dia mengingatkan kasus kekerasan seksual kepada anak di sekolah Jakarta International School (JIS) beberapa waktu lalu. Kurangnya perhatian orang tua dalam hal itu membuat orang tua baru mengetahui kejadian kekerasan seksual itu setelah 2 bulan kejadian.

"Berbagai permasalahan karena kurangnya fungsi sekolah dan orang tua. Jangan ada diskriminasi pada perkembangan anak itu. Kekerasan seksual banyak terjadi," imbuh Kak Seto.

Seto juga meminta orangtua untuk mengikuti perkembangan. Kekerasan terhadap anak harus disetop.

"Para orang tua juga jangan berhenti belajar, ikuti perkembangan. Intinya setop kekerasan terhadap anak di rumah maupun sekolah. Kita harus memahami anak-anak sesuai UU perlindungan anak. Hak anak adalah hak hidup, tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak partisipasi," pungkasnya. (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads