Siasat Sopir Angkot Bikin Pesawat Nirawak Biar Biaya Tak Bengkak

Siasat Sopir Angkot Bikin Pesawat Nirawak Biar Biaya Tak Bengkak

M Bakrie - detikNews
Rabu, 31 Okt 2018 13:06 WIB
Foto: Sopir Angkot bikin pesawat nirawak (bakrie/detikcom)
Maros - Sopir angkot lulusan SMP pembuat pesawat nirawak dari Maros, Mustafa (47) menyiasati harga onderdil yang mahal. Sebab, ia sehari-hari ia narik angkot sehingga uang cekak. Apa yang ia akali biar pesawatnya terbang?

Ternyata ia memanfaatkan barang bekas seperti, stereofoam untuk body pesawat, sendal jepit untuk roda pesawat dan besi rangka payung sebagai push roda penghubung mesin dengan instrumen gerak pesawat.

Pria kelahiran Maros, 7 Juli 1970 itu mengaku sengaja menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan untuk meminimalisir biaya pembuatan pesawatnya. Meski begitu, kualitas dan ketahanannya bisa diadu dengan pruduk pabrikan yang biayanya mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain limbah stereofoam, saya juga manfaatkan sendal jepit untuk roda dan besi payung untuk push roda. Bahan-bahan ini sangat mudah didapatkan di sini secara gratis. Dari pada beli. Kalau mau aslinya mahal dan susah didapatkan," kata Mustafa, kepada detikcom di rumahnya, Rabu (31/10/2018).

Mustafa menjelaskan, prinsip kerja pesawat buatannya tidak jauh berbeda dengan pesawat nirawak lain yang digunakan untuk olah raga aeromodeling. Awalnya, ia menggunakan mesin berbahan bakar nitro, namun karena sulit didapatkan. Ia mengganti mesin dengan jenis brushell elektrik.

"Cara kerja sama dengan pesawat aeromodeling lainnya. Dari baterai masuk ke Electronic Speed Contro atau ECS, lalu ke motor penggerak termasuk profeller. Dulu saya pakai engine nitro, tapi bahan bakarnya susah. Saya ganti ke jenis brushell elektrik," paparnya.

Dari sisi kemampuan pesawat nirawak, buatan Daeng Mus itu mampu terbang dengan ketinggian 4921 kaki sejauh 1,5 kilometer selama 7 menit nonstop. Selain itu, pesawatnya juga mampu melakukan berbagai manuver seperti menukik, berbalik dan terbang rendah dengan kecepatan maksimal 70 km/jam.

"Jarak tempuh dan ketinggiannya ini memang sesuai rekomendasi dari remot kontrolnya. Nah kalau ketahanan sih di baterai, maksimal tuh 7 menit saja. Kalau mau lama, yah bisa kita gunakan beberapa baterai cadangan," ujarnya.


Untuk pembuatan satu pesawat, Pria yang dijuluki sebagai Habibie di kampungnya itu, membutuhkan waktu dua minggu sampai satu bulan. Tergantung tingkat kesulitannya. Ia membuat pesawat hanya saat malam hari, usai pulang membawa angkot.

Setiap jenis pesawat, ia buat semirip mungkin dengan aslinya, mulai dari lekukan hingga skala ukuran.

Siasat Sopir Angkot Bikin Pesawat Nirawak Biar Biaya Tak BengkakFoto: Sopir Angkot bikin pesawat nirawak (bakrie/detikcom)
Selain kesulitan modal untuk mengembangkan keahliannya, warga Desa Jene Taesa, Kecamatan Simbang, Maros, Sulawesi Selatan ini terpaksa menggunakan jalanan umum di depan rumahnya, setiap kali ingin menerbangkan pesawatnya. Selain ramainya penonton, kendaraan yang lalu-lalang juga membuat ia kesulitan menerbangkan atau mendaratkan pesawatnya.

"Yah susah, karena inikan jalan umum, ramai kendaraan. Belum lagi banyak orang yang singgah menonton. Kalau mau kasih terbang atau mendarat itu susah. Tapi karena tidak ada tempat lain, makanya terpaksa di sini," sebutnya.

Semangat Mustafa membuat pesawat Nirawak ini patut dicontoh. Di tengah keterbatasannya sebagai supir angkot yang hanya lulus SMP, tak membuat dirinya patah arang mewujudkan mimpinya sejak kecil.

Ia hanya berharap, agar keahliannya itu bisa terus ia kembangkan. Ia juga tidak terlalu berharap, keahliannya itu bisa menghasilkan uang, karena baginya kepuasan adalah hal yang utama.

"Sebenarnya ada beberapa orang yang menawar untuk dibeli. Tapi saya tidak mau kalau orang itu tidak punya pengalaman menerbangkan pesawat begini, takutnya jatuh dan rusak. Kan kasihan pembelinya. Bagi saya, cukuplah kepuasan diri dulu, soal uang itu nomor sekian," pungkasnya. (asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads