"Jangan lebay," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan kepada wartawan, Rabu (31/10/2018).
Ace mengaku heran dengan laporan yang dilayangkan Forum Advokat Rantau (Fara). Menurutnya peresmian penggratisan Jembatan Suramadu dilakukan Jokowi dalam kapasitas sebagai presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya heran. Upaya mensejahterakan rakyat kok diadukan ke Bawaslu. Harusnya didukung bukan dilaporkan ke Bawaslu. Harus dilihat posisi beliau sebagai presiden, bukan sebagai capres ketika meresmikan itu," ujarnya.
"Inilah salah satu indikasi dari ciri politisi sontoloyo itu. Berbuat baik untuk rakyat kok dipersoalkan," lanjut Ace.
Ace juga menanggapi soal salam satu jari yang disoal pelapor. Dia menegaskan pose satu jari tak melulu berarti ajakan kampanye.
"Setiap jari satu kan bukan berarti ajakan kampanye," tegasnya.
Jokowi dilaporkan Fara je Bawaslu pada Selasa (30/10) atas dugaan pelanggaran terkait kebijakan pemerintah menggratiskan fasilitas Jembatan Suramadu.
"Sehubungan dengan digratiskannya Jembatan Suramadu oleh Pemerintah RI pada hari Sabtu, 27 Oktober, di mana dalam peresmian penggratisannya dilakukan oleh Pak Jokowi, yang dalam hal ini menjabat Presiden RI atau capres, maka patut diduga hal tersebut adalah merupakan pelanggaran kampanye atau kampanye terselubung," ujar anggota Fara, Rubby Cahyady.
Saksikan juga video 'Inilah Arti dari Sontoloyo yang Dipopulerkan Jokowi':
(tsa/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini