Pantauan detikcom di kapal Baruna Jaya 1 milik BPPT, Selasa (30/10/2018), 8 anggota tim BPPT menyiapkan instalasi untuk menurunkan alat bernama USBL Transponder. Alat tersebut diletakkan di ujung tiang yang dimasukkan ke laut. Teknologi tersebut diharapkan mampu melacak sinyal yang dikeluarkan kotak hitam.
"Di deck unit USBL, artinya dari transponder itu akan ditransfer masuk ke software dalam laptop namanya Apos. Sekarang fungsi transponder ini untuk membantu mengetahui posisi si Boeing itu, ya pada intinya sama cara kerjanya seperti ping locator, dia akan menangkap sinyal dari kotak hitam di dasar laut," jelas Engineer Instrument BPPT Cecep Sudjana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"ROV nanti yang akan turun melihat visual yang ditangkap transponder ini," katanya.
![]() |
Namun, jika posisi kotak hitam berada di luar jangkauan pelacakan transponder, sinyal tidak akan tertangkap.
"Tapi memang tergantung spesifikasi alat juga, kebetulan ini bisa sampai diameter 4.000 meter. Jadi cara ini lebih efektif sekalian menyetrika laut sekalian mencari black box ini dengan teknologi ini. Nanti setelah dapat gambaran lokasi, ROV akan turun agar lebih detail lagi melihat," ujarnya.
"USBL Transponder ini bisa mengirim dan menerima frekuensi, cara kerja alat ini nggak perlu ROV turun, ROV itu akan turun kalau posisi sudah ditemukan kemudian diarahkan untuk mengetahui hasilnya," imbuhnya. (nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini