Pria itu akrab disapa Daeng Mus, warga Desa Jene Taesa, Kecamatan Simbang, Maros, Sulawesi Selatan. 15 tahun silam, ia mencoba membuat miniatur pesawat dengan mesin seadanya, setelah ia membeli remot kontrol bekas di toko elektronik seharga Rp 2 juta.
"Saya membuat pesawat dari tripleks awalnya dan dengan mesin seadanya yang saya dapatkan dari salah seorang tetangga kampung yang kerja di Lanud. Remotnya bekas saya beli. Tapi itu tidak mau terbang. Mungkin ada 20 kali saya coba, hingga akhirnya bisa terbang, tapi tidak bisa terkontrol," katanya saat ditemui detikcom, Selasa (30/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lagi, dirinya juga tidak bisa mengontrol pesawat itu dengan remot yang telah ia beli.
"Saya memang awalnya hanya ingin membuktikan kalau saya bisa menerbangkan pesawat ini. Tapi saya tidak puas karena saya hanya bisa menerbangkan tapi tidak bisa mendaratkannya dengan aman. Saya terus belajar dan bahkan sempat vakum karena sudah tidak tahu harus bagaimana," lanjutnya.
Seiring perkembangan internet, Daeng Mus yang awalnya belajar tanpa panduan, mulai belajar melalui internet. Di situlah pulalah ia akhirnya bisa berkenalan dengan orang-orang yang bergelut dengan olah raga aeromodeling, khususnya miniatur pesawat. Ia akhirnya banyak menimba ilmu di sana, hingga akhirnya mampu mengontrol baik pesawatnya.
"Pas ada yang namanya internet, saya mulai belajar banyak dan berkenalan dengan orang aeromodeling. Akhirnya saya membuat ulang pesawat saya dari bahan streofoam bekas penyimpanan ikan. Saya juga sudah bisa membuat pesawat saya terkontrol dengan baik dan bahkan bisa mendarat aman," paparnya.
Bapak dari tiga orang anak ini, telah membuat belasan pesawat dari berbagai tipe serta presisi yang sangat akurat dari ukuran pesawat aslinya. Hanya saja, hobynya itu ia akui cukup mahal hingga tak mampu lagi ia kembangkan dengan membuat pelbagai jenis pesawat lain yang ia akui mampu dibuatnya.
"Kalau dulu kan namanya supir pete-pete (angkot-red) pendapatannya lumayan yah. Tapi sekarang sudah menurun drastis. Makanya saya tidak bisa lagi kembangkan. Padahal saya mau sekali membuat pesawat jenis helikopter atau drone canggih. Saya bisa buat, tapi modalnya tidak ada," pungkasnya.
Untuk jam terbang dalam setiap terbang 1 jam lamanya dengan ketinggian sekitar 1,5 km. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini