"Informasi kondisi cuaca saat pesawat itu take off pada ketinggian antara 10 ribu feet sampai 24 ribu feet itu arah angin dari barat laut dengan kecepatan 5 knot. Jadi ini relatif lemah, tidak ada masalah, dan dilaporkan tidak ada kondisi cuaca signifikan," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati via video kepada wartawan, Senin (29/10/2018).
Dwikorita menyebut cuaca signifikan artinya cuaca yang membahayakan saat penerbangan. Dia memastikan cuaca saat kejadian jatuhnya Lion Air JT 610 layak terbang. Dijelaskan dia, tidak ada juga awan kumulonimbus saat kejadian itu.
BMKG mendapat informasi, pada saat pesawat jatuh, ketinggian terbang masih di bawah 10 ribu kaki.
"Ya, jadi kami mendapat informasi lost contact itu ketinggian pesawat belum mencapai 10 ribu feet. Pada ketinggian itu kecepatan angin 5 knot," sebut Dwikorita.
Pesawat itu berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.10 WIB dan seharusnya mendarat di Bandar Udara Depati Amir di Pangkalpinang pukul 07.10 WIB. KNKT mengatakan pesawat Boeing 737 MAX 8 yang baru bergabung dengan Lion Air pada 2018 mengangkut 189 penumpang.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pesawat membawa 189 orang. "178 dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi, 2 pilot, dan 6 awak kabin," kata Soerjanto dalam jumpa pers Basarnas dan KNKT, Jakarta, Senin (29/10).
Saksikan juga video 'Lion Air yang Jatuh Ternyata Pesawat Baru':
(gbr/tor)