"Pak Jokowi hanya nunjukin dan berterus terang, dia lagi jengkel karena public discourse (diskursus publik) urusannya remeh-temeh," kata Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari, kepada wartawan, Kamis (25/10/2018).
Eva mengatakan Jokowi selama ini mengendalikan diri. Dia menilai apa yang dilakukan Jokowi mirip seperti Presiden RI pertama, Sukarno, yang pernah menyebut tokoh egois 'sontoloyo'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eva kemudian balik menuding kubu Prabowo-Sandi sebagai pembuat kegaduhan. Ia mencontohkan kasus hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet dan isu tempe setipis kartu ATM.
"Oposisi yang bikin gaduh karena ahli dan strategi utamanya gitu, jurus mabuk. Lihat saja kasus oplas, tempe, cost of living Jakarta lebih mahal dari Singapura, sampai pakai gestur rambut petai. Lucu sih, karena nggak ada gagasan yang bisa jadi diskusi publik," tutur Eva.
Frasa 'politikus sontoloyo' disampaikan Jokowi lantaran sudah begitu kesal terhadap cara-cara politik kotor. Keceplosan Jokowi tersebut dianggap kubu Prabowo sebagai bentuk kontrol diri yang lemah.
"Sangat tidak pantas, saya pikir. Kenapa? Karena yang namanya presiden itu adalah pemimpin tertinggi, dia harusnya politisi yang jadi contoh, bukan cuma untuk politisi lho, seluruh anak negeri," kata koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Simak Juga 'Politik Sontoloyo Jokowi Sindir Siapa?':
(tsa/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini