Foto Hamzah dan Agum Dipajang di Undangan Wisuda IMGI

Foto Hamzah dan Agum Dipajang di Undangan Wisuda IMGI

- detikNews
Jumat, 19 Agu 2005 14:46 WIB
Jakarta - Hamzah Haz dan Agum Gumelar. Keduanya mantan pejabat dan mantan calon presiden dan wakil presiden 2004-2009. Kemasyhuran namanya dimanfaatkan Institut Manajemen Global Indonesia (IMGI) untuk menarik peminat. Karena itulah, dalam undangan untuk wisuda IMGI pada Minggu, 31 Juli 2005 lalu, IMGI memasang foto dua tokoh itu dalam lampiran undangan. Keduanya juga ditulis oleh IMGI sebagai pejabat yang mendapatkan gelar doktor (DR). Dalam dokumen yang didapatkan detikcom, lampiran itu berkop "Northern California Global University" dengan alamat California USA no 5 51009299 Duncan STF 303 Fransisco CA, USA 94145. Di samping kiri ada logo IMGI dan di samping kanan logo NCGU (Northern California Global University). Di bawah kop surat itu juga tertulis 'Representative Office: Gd Prince Centre Lt. 5 Ruang 504 Jl. Jend. Sudirman Kav 3-4 Jakarta 10220 Telp 021-5704156 Fax 021-5704157". Dalam lampiran undangan wisuda itu terdapat empat buah foto. Foto pertama tertulis 'DR H. Hamzah Haz (kiri), DR Sukiyatmo Nugroho (tengah), dan DR Nur Alibasha (Direktur GKBI) sedang foto bersama usai menerima Gelar DR-HC'. Foto tersebut memperlihatkan ketiganya mengenakan toga dan medali. Foto kedua bertuliskan 'DR Agum Gumelar, MSc (tengah) sedang foto bersama usai wisuda'. Foto ketiga bertuliskan 'Prof. DR. Luke Comay sedang mewisuda'. Dalam undangan disebutkan bahwa Luke Comay adalah guru besar NCGU. Dan foto keempat bertuliskan 'Prof DR Robert Harris sedang memberikan pidato ilmiah pada acara penganugerahan gelar DR-HC.' Dalam undangan, disebutkan Harris sebagai guru besar NCGU. Di bawah foto-foto tersebut, juga ada keterangan tentang pejabat/tokoh masyarakat yang telah menerima penghargaan gelar DR-HC (gelar kehormatan). Mereka yang disebut (sesuai tulisan aslinya) adalah: 1. DR. Hamzah Haz (Wakil Presiden RI)2. DR. Hari Sabarno, M.B.A (Mentri Dalam Negeri RI)3. DR. Agum Gumelar, M.Sc. (Mentri Perhubungan RI)4. DR. Mien Sugandi ( Mantan Mentri UPW)5. DR. Usman Sapta (Ketua Fraksi Utusan Daerah)6. DR. Warsito, M.Sc (Mantan Gubernur NTB)7. DR Sukiyatno Nugroho (Direktur ES Teller 77)8. DR. KH. Zainuddin MZ9. DR KH. Qosim Nurseha 10. DR. IB Sudjana11. Gatot Brajamukti12. Ricky Herijanto Suharlim IMGI kini berurusan dengan polisi. Polri menduga pemberian gelar kehormatan strata I, II, III dan profesor (BBA, BSc, MBA, Med, MSc. MA, MPA, MBL, DR.HC, PhD, DBA, DEd, Prof) itu sebagai penipuan. Para penerima gelar tersebut diharuskan membayar uang dalam jumlah tertentu sebelum diwisuda. Kini, Polri telah menetapkan para pentolan IMGI termasuk Harris Roberts dan Luke Comay sebagai tersangka. Para tersangka itu kini ditahan. Informasi yang diperoleh detikcom dari sumber di Mabes Polri, sudah ribuan orang yang mendapat gelar palsu dari IMGI ini. Di antara pemeroleh gelar itu, ada pejabat negara. Para pejabat daerah juga ramai-ramai mendapatkan gelar kesarjanaan itu. Apakah nama-nama tokoh dan mantan pejabat yang ditulis dalam lampiran undangan wisuda IMGI benar-benar telah mendapatkan gelar kesarjanaan dari IMGI, belumlah terang. Para tokoh itu belum bisa dikonfirmasi. Tapi, bisa jadi, pemajangan foto itu hanya tipuan. Bisa saja IMGI hanya mencatut nama-nama mantan pejabat itu dan memalsukan foto-foto wisuda itu sebagai trik untuk mendapatkan konsumen. Apalagi dalam surat undangan maupun lampiran ini, redaksi bahasa suratnya sangat memperlihatkan bahwa lembaga ini tidak bonafid. Misalnya, dalam lampiran itu tertulis Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden RI dan Agum Gumelar sebagai Menteri Perhubungan RI. Padahal, lampiran ini untuk undangan wisuda yang akan digelar 31 Juli 2005. Seharusnya, Hamzah ditulis sebagai mantan Wakil Presiden dan Agum sebagai mantan Menteri Perhubungan. Tidak berkualitasnya IMGI juga bisa terlihat saat penyebutan kata 'menteri'. Dalam dokumen ini tertulis 'mentri'. Es Teler 77 juga ditulis dengan 'Es Teller 77'. Tapi, meski banyak kesalahan dalam hal-hal kecil, mengapa banyak orang yang percaya? detikcom telah menghubungi telepon yang tertera dalam kop surat itu, Jumat (19/8/2005), untuk konfirmasi atas isi dokumen dan lampiran tersebut. Namun, ternyata NCGU dan IMGU sudah tidak berkantor di gedung itu. "Ini bukan NCGU. Kantor NCGU sudah pindah," jawab seorang lelaki yang menerima telepon. (asy/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads