"Ini sekelompok sempalan mantan kepengurusan PPP kubu Djan Faridz (DF) yang tidak bisa menerima kekalahan dalam proses hukum yang diajukan kubu DF dan tidak mau islah sesuai dengan Muktamar Islah di April 2016," kata Sekjen PPP Arsul Sani saat dimintai konfirmasi, Selasa (9/10/2018).
Arsul menyebut anggota kelompok PPP Khittah Nasional tak berjumlah banyak. Pentolan PPP pengikut Djan pun, disebut Arsul, sudah berbaur ke DPP di bawah kepemimpinan Romahurmuziy atau Rommy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsul menyebut DPP PPP sudah mencoba merangkul kelompok Khittah sebelum akhirnya meninggalkan mereka. Apa alasannya?
"Setelah berikhtiar hampir dua tahun, mereka kami tinggalkan karena tidak jelas apa yang mereka ingin perjuangkan untuk menyatukan dan membesarkan PPP. Nah, pada momen-momen tertentu, seperti pada saat pilkada, verifikasi parpol, dan sekarang menjelang pilpres ingin menunjukkan eksistensinya dengan bersikap berbeda dengan mainstream di PPP," tutur Arsul.
Arsul menegaskan DPP PPP solid mendukung Jokowi-Ma'ruf. Namun, seperti partai lain, dinamika dipastikan ada.
"Solid dalam arus utama (mainstream) tapi sebagaimana partai-partai lain tentu ada dissident (pembangkang) seperti mereka itu," tegas Arsul.
Sejumlah politikus yang tergabung dalam PPP Khittah Nasional di DIY menyatakan dukungan kepada Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Sikap tersebut bertentangan dengan sikap resmi DPP PPP, yang mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"PPP DIY yang kemudian dengan label 'khittah' sebagai gerakan moral itu kemudian menolak kepada DPP mendukung Jokowi ini," kata Wakil Ketua PPP Khittah Syukri Fadholi.
Saksikan juga video 'Beda Pandangan Gerindra-PPP soal Walkout SBY di Kampanye Damai':
(gbr/idh)











































