"DPW PKS mengundurkan diri ramai-ramai karena banyak hal. Jadi sudah nggak mengindahkan AD/ART. Banyak hal yang dilanggar, AD/ART, contoh pergantian pengurus tanpa musyawarah, mengganti pengurus via WA saja, jam 16.00 Wita, jam 20.00 Wita suruh datang. Masa berorganisasi seperti itu," ujar Mudjiono ketika dihubungi, Jumat (28/9/2018).
Mudjiono menilai dirinya merasa tak lagi dihargai. Padahal selama ini dia merasa ikut membesarkan partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan, sampai Kamis (27/9) dirinya masih menjabat Ketua DPW PKS Bali dan masih mengerjakan revisi kelengkapan syarat pemilu. Saat partainya dinyatakan lolos, kabar tak sedap soal pencopotan malah diterimanya lewat WhatsApp.
"Sampai tanggal 27 September, Haji Mudjiono, Ketua DPW Bali, menyelesaikan perbaikan-perbaikan agar PKS lolos pemilu, tentang rekening dana kampanye harus saya tuntaskan. Kedua, NPWP seluruh tingkatan, baik kabupaten maupun kota, NPWP para caleg, kita juga harus menyelesaikan itu. Tapi kita digunting dalam lipatan. Tahu-tahu, dinyatakan lolos KPU, langsung bikin undangan pergantian pengurus, lewat WA lagi undangannya, Mbak," urainya.
"Kita punya harga diri. Jangan pimpinan saja yang minta harga. Urusan dunia ini, dia minta dihargai, anggota nggak perlu dihargai. Yang bener saja. Kita yang berjibaku," sambung Mudjiono. (ams/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini