"Indonesia punya program (TBC) tahun 2030 itu sudah sangat turun, dan 2050 itu bebas. Tapi ini bisa terlaksana kalau ada kerja sama semua pihak," tutur JK di Markas PBB, New York, AS, Rabu (26/9/2018).
JK menjelaskan saat ini jumlah pengidap penyakit TBC di dunia terus meningkat. Upaya Indonesia untuk menghilangkan TBC, lanjut JK, telah dimulai sejak puluhan tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contohnya saja obat ini sekarang masih mahal, dan masih lama 18 bulan contohnya. Harus ada obat yang lebih baik tapi lebih murah," imbuhnya.
Menurut JK, TBC bukan penyakit yang berdiri sendiri. Ada banyak faktor eksternal yang memengaruhinya.
"Efek daripada kemiskinan, pemerataan, lingkungan, pola hidup, TB itu tidak berdiri sendiri, beda sama kanker. Justru pengaruh eksternal lebih banyak," jelas JK.
JK ditemani Menkes Nila Moeloek dan Menko PMK Puan Maharani menghadiri pertemuan tingkat tinggi tentang TBC di Markas PBB. Dalam forum itu JK menyampaikan sejumlah poin yang berisi upaya-upaya untuk memberantas TBC. Poin-poin tersebut adalah:
1. Setiap negara harus menerapkan secara konkrit strategi nasionalnya masing-masing untuk mengakhiri TB.
2. Harus ada upaya yang lebih terpadu untuk memperkuat kapasitas untuk deteksi dini kasus TB. Khususnya, kasus baru yang melibatkan galur yang resisten terhadap obat-obatan.
3. Harus ada akses yang lebih besar dan setara dengan layanan kesehatan berkualitas untuk masyarakat umum.
Saksikan juga video 'Pemprov DKI Gandeng 100 Relawan Buat Perangi TBC':
(rna/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini