Pengacara: Di Arab Saudi, Habib Rizieq ke Luar Rumah Saja Susah

Pengacara: Di Arab Saudi, Habib Rizieq ke Luar Rumah Saja Susah

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Rabu, 26 Sep 2018 23:27 WIB
Foto: Rengga Sancaya/detikcom
Jakarta - Pengacara Habib Rizieq Syihab, Eggi Sudjana, menyebut ada pengaruh asing dan rezim saat ini yang mempengaruhi pencekalan Habib Rizieq oleh Arab Saudi. Eggi mengungkapkan, saat ini Rizieq di Arab hendak keluar dari rumah saja susah.

"Info yang valid yang saya dapat tapi saya nggak sebut negara apa ya. Yang jelas, ada kekuatan asing bersamaan dengan kekuatan dari rezim sekarang untuk mempengaruhi pemerintahan Saudi berikan pencekalan," ujar Eggi di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (26/9/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pihak yang hendak menemui Rizieq di Arab pun kesulitan. Sebagai anggota tim hukum Rizieq, Eggi telah melaporkannya ke DPR.

"Sekarang keluar dari rumah saja susah, dan selektif, yang mau temui juga susah. Saya sebagai lawyer dengan teman sudah ke DPR tadi menyampaikan keberatan-keberatan," kata Eggi.

Eggi berpesan, jika pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar-benar menyayangi ulama, hendaknya pemerintah membantu Rizieq.

"Pak Ma'ruf wakilnya ini kalau merasa sesama ulama dengan Habib Rizieq, mestinya dibela. Pulang saja, jemput, aman, selesai. Malah dapat suara banyak dia nanti, kenapa nggak dilaksanakan oleh Jokowi?" ujarnya.



Eggi yakin Jokowi dapat melakukan intervensi hukum terhadap kasus Rizieq. Jika pemerintah disebut tidak boleh mengintervensi hukum, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan teori intervensi.

"Intervensi tuh begini ya standar, Anda bukan anak buah saya, tiba-tiba saya ngomong harus gini-gini, itu baru intervensi. Nah, kalau polisi dan TNI itu di bawah presiden, karena presiden panglimanya, kalau presiden perintah, apa intervensi?" jelasnya.



Eggi yakin Habib Rizieq dapat pulang ke Tanah Air jika Jokowi memberikan kebijakan. Dia pun kembali menyinggung proses hukum Rizieq yang berjalan tidak sesuai.

"Kita semuanya kan ngerti di sini ini, bagaimana mau proses hukum yang benar, belum ada dua alat bukti kuat sudah jadi tersangka. Di sisi lain, kelompok sana sudah jelas buat kesalahan, seperti Sukmawati di-SP3. Itu kan gimana?" paparnya.

"Kedua, pertimbangan sosial-politiknya juga. Kalau Habib pulang ada yang sniper, siapa tanggung jawab? Saya kan lawyer-nya, tahu persis waktu kemarin mau pulang nggak jadi, ada disinformasi seperti itu. Gimana sampai dijaga 3.500 polisi, itu hal-hal yang nggak dipikirkan," lanjutnya.

Baca Juga: Televisi Pun Tak Ada di Kontrakan Rizieq (nvl/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads