Ia menjelaskan, metode ini lebih menekankan pada pemahaman dibanding menghafal bait kaidah tata bahasa Arab (Nahwu dan Shorrof).
"Setelah menguasai Metode Muallim ini para peserta TOT akan kembali ke pesantren dan lembaga pendidikannya untuk mengajarkan metode ini. Sehingga semakin banyak umat Islam yang bisa memahami kitab kuning yang tak berharakat dengan mudah," kata Rommy dalam keterangan tertulis, Jumat (21/9/2108)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut penemu Metode Muallim, KH Dawam Mu'allim bin Kunadi as-Sarangi, metode ini disusun sejak 2007 di Pesantren Al-Ma'rifah Kota Bontang-Kalimantan Timur. Kala itu ia mendapati banyak santri yang mengeluh beratnya belajar tata bahasa arab (Nahwu dan Shorrof) dari sejumlah kitab yang ada. Untuk itu ia menciptakan metode yang lebih praktis untuk cepat baca kitab kuning atau klasik ini.
"Metode ini lebih menekankan pada pemahaman, daripada menghafal nadhom. Metode disusun secara komprehensif mengumpulkan semua bab di dalam ilmu shorof dan nahwu beserta awaamil, dilengkapi dengan mufrodat (kosa kata), dan latihan i'rob," kata KH Dawam.
Ia melanjutkan, pada 2017 metode Muallim mengalami banyak peyempurnaan terutama setelah Muallim Center mengajarkannya di berbagai daerah di nusantara mulai dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, dan lainnya.
Sementara itu Ketua Penyelenggara Pelatihan, Syarifuddin menyebut bahwa TOT ini digelar salah satunya agar umat muslim bisa langsung merujuk pada sumber kitab saat membahas tentang ajaran Islam. (idr/idr)