Mahasiswa Diminta Jadi Leader of Change Hadapi Radikalisme

Mahasiswa Diminta Jadi Leader of Change Hadapi Radikalisme

Zunita Putri - detikNews
Selasa, 18 Sep 2018 13:26 WIB
(kiri-kanan) Komandan Seskoal Laksda TNI Amarulla Octavian, Dirtap Translai Universal Lemhannas RI Brigjen Mulyatno, dan Kasubit II Ditsosbud Baintelkam Polri Kombes Hadi Wiyono (Foto: Zunita Amalia Putri/detikcom)
Depok - Komandan Seskoal Laksda TNI Amarulla Octavian meminta mahasiswa Indonesia menjadi pemimpin perubahan guna mengantisipasi perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia juga meminta mahasiswa berani bergerak untuk melawan radikalisme di Indonesia.

"Mahasiswa harus jadi leader of change untuk menghadapi ancaman perpecahan dan radikalisme terorisme, himpunan mahasiswa harus kasih statement, minimal kalau ada apa-apa misalnya Ketua HMI ikut bicara ke publik," ujar Octavian di seminar HMI di Wisma Makara, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (18/9/2018).


"Harus ada tokoh-tokoh muda yang masuk ke media. Jadi di sini leader of change, jadi nggak nunggu media, kalianlah agen media, jadi mahasiswa jangan jadi agent of change tapi leader of change," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Octavian juga mengimbau para mahasiswa untuk berhati-hati atas dampak buruk internet. Jangan sampai anak muda diracuni internet dengan pornografi dan hal lainnya.


"Ini merupakan salah satu jurus memecah NKRI, yaitu tokoh penerus bangsa, mahasiswa dirusak oleh internet, pornografi. Jadi bisa saja ini jatuhkan akhlak anak-anak muda," ucapnya.

Hal senada dikatakan Direktur Pemantapan Transformasi Nilai-nilai Universal Lemhannas RI, Brigjen Mulyatno. Dia meminta masyarakat, khususnya mahasiswa meningkatkan kepedulian terhadap Indonesia agar tidak terjadi perpecahan di Indonesia.


"Kita harus miliki kepedulian negara, tujuannya agar kita bisa ada deteksi dini dan menangkal sehingga negara kita akan sehat nggak perang, dan dimasuki penyakit-penyakit. Kalau ada ajakan perpecahan konflik dan lainnya jangan mau. Itu hanya untuk menguntungkan pihaknya," imbuhnya.

Mulyatno mengimbau agar para anak muda yang akan memimpin negara 10 tahun ke depan agar berpikir luas dan mempunyai keinginan bersinergi dengan masyarakat-masyarakat lain.

"Kemudian ancaman pemuda mahasiswa, pemuda ini aset bangsa, sekarang kami pimpin negara, nanti 10 tahun lagi Anda adalah pemimpin pusat. Kemudian solusinya yang harus kita lakukan adalah, kita semua yang harus berpikir secara komprehensif, luas dan mendalam, kemudian saya juga minta agar para mahasiswa di perguruan tinggi bersinergi dengan perguruan tinggi lainnya," ungkapnya.


Hal ini dikatakan mereka di acara seminar nasional 'Peran dan Fungsi Mahasiswa dalam Mengetahui Jenis-jenis Ancaman Perpecahan NKRI di Kalangan Mahasiswa'. Seminar ini bertujuan untuk mengantisipasi perpecahan mahasiswa dengan beredarnya isu hoax, SARA, hingga politik identitas.

"Urgensi pelaksanaan ini karena telah ada fakta yang terjadi terhadap perpecahan mahasiswa, sehingga mulai dari isu hoax, SARA, dan penggunaan politik identitas yang semakin membelah, yang berujung pada adanya pertikaian yang ada di dunia maya, kemudian bisa ke dunia nyata," tutur Wasekjen Eksternal Hankam HMI, Rizky Ikhsan.



Tonton juga 'Mahasiswa Gelar Aksi Bela Rupiah di Kemenkeu':

[Gambas:Video 20detik]

(zap/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads