Dalam upaya mencanangkan Riau sebagai pusat Budaya Melayu, Pemprov Riau melalui Dinas Kebudayaan melakukan berbagai upaya, di antaranya menggali dan melestarikan ragam kebudayaan Melayu dengan menginventarisasi dan mendaftarkannya ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hingga UNESCO.
"Sudah ada total 33 warisan budaya tak benda atau non fisik terdaftar di Kemendikbud, di antaranya zapin, silat, pacujalur. Bahkan pantun sedang proses kita daftarkan ke UNESCO," kata pria yang akrab disapa Andi ini dalam keterangan tertulis, Rabu (12/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Andi, Riau adalah tanah tumpah Melayu yang mana menyimpan ragam kekayaan warisan budaya Melayu, baik berupa peninggalan fisik maupun non fisik seperti bahasa, kesenian, adat istiadat, dan sebagainya.
"Riau adalah tanah tumpah Melayu, bahkan bahasa Indonesia kosakatanya mayoritas berasal dari bahasa Melayu yang ada di Riau ini," terang Andi.
Sementara itu, Kabid Pelestarian Adat dan Nilai Budaya Dinas Provinsi Riau Oka Pulsiamitra menyebut tahun ini di Paris, pantun akan ditetapkan sebagai warisan budaya Melayu oleh UNESCO, kemudian menyusul 2019 silat akan didaftarkan ke UNESCO.
Selain itu, Oka juga menyampaikan bahwa Riau telah menjadi pusat zapin di dunia. "Tari zapin di Riau jadi rujukan karena paling asli dan paling halus belum terkontaminasi budaya modern," jelas Oka.
Dalam upaya penggalian dan penetapan budaya tersebut, Oka menjelaskan Dinas Kebudayaan perlu melakukan kajian mendalam dan membuat naskah akademik untuk kemudian diujikan di hadapan para pakar dan Guru Besar di Bidang Kebudayaan.
Baca selengkapnya tentang ekspedisi APPSI di sini. (ega/ega)