Miftah mengatakan berdakwah bisa dilakukan dengan cara apa pun, termasuk dengan caranya yang mendatangi pemandu karaoke di klub malam. Meski sempat mendapat penolakan, dia mengatakan ada beberapa yang akhirnya bertobat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak pernah menghakimi mereka. Artinya, saya berpikir, ngaji bukan hanya persoalan pahala dan dosa. Surga-neraka, seburuk apa pun mereka, tidak kehilangan mereka dalam hatinya," lanjutnya.
Selain di klub malam Bali, Miftah beberapa kali menggelar pengajian dan selawat di klub-klub malam Yogyakarta. Menurutnya, yang dapat membuat penilaian terhadap manusia adalah Tuhan.
"Yang paling berhak menghakimi bukan manusia, tapi Allah. Di Yogya kita juga buat. Ada yang melihat mereka nangis saat pengajian," katanya. (nkn/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini