Hujan turun sejak pukul 17.28, Jumat (31/8) waktu setempat. Di Mekah, pada pukul tersebut suhu masih cukup terik, yakni di angka 39 derajat Celsius.
Hujan 'gelombang' pertama berdurasi kurang dari 7 menit. Sempat berhenti sekitar lima menit, air dari langit lantas turun lagi sekitar 20 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana di Mekah terasa adem sehabis hujan. Diwarnai bau tanah khas sehabis hujan yang merebak.
Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Nirwan Satria, yang sudah beberapa tahun terakhir bertugas melayani jemaah haji di Mekah, memberikan imbauan kepada jemaah. Dia meminta jemaah mewaspadai angin kencang.
"Memang jarang hujan di Mekah. Ini positifnya, iklimnya jadi adem, tapi mesti diwaspadai angin yang menyertai hujan bisa membahayakan, diimbau semua jemaah tetap berada di dalam gedung," kata Nirwan, Jumat (31/8/2018).
Imbauan Nirwan tentu ada benarnya. Pada Minggu (19/8), di malam sebelum wukuf, terjadi hujan deras yang mengguyur Padang Arafah. Bukan hanya air, petir dan angin kencang juga turut menyertai.
Untungnya, tenda-tenda permanen di Arafah cukup kuat menahan gempuran angin kencang yang membawa pasir tersebut. Tidak ada insiden berarti kecuali beberapa tenda logistik (bukan tenda permanen) yang ambruk diterjang angin. (fjp/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini