"Saya kira ini warning, suatu bahaya jangan dianggap enteng," ujar Fadli, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (30/8/2018).
Fadli meminta pemerintah untuk tak menganggap enteng kondisi rupiah yang terus melemah. Sebab, depresiasi rupiah merupakan pemicu krisis moneter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli juga meminta pemerintah untuk secara serius dan berpikir ekstra mengatasi persoalan kenaikan dolar AS terhadap rupiah itu. Masalah ekonomi harus menjadi titik fokus pemerintah.
"Ini kan spertinya jatuhnya rupiah ini tidak ada daya, harusnya dari tim ekonomi pemerintah sekarang ini memikirkan bagaimana bisa menahan laju dari depresiasi rupiah kepada dolar Amerika," kata Fadli.
Hari ini dolar Amerika Serikat (AS) kembali mendominasi dan telah menembus level Rp 14.744. Level itu merupakan tertinggi dalam tiga tahun terakhir namun masih kalah dari rekor Rp 14.855 yang terjadi pada 24 September 2015.
(mae/nvl)











































