Dikatakan Rommy, Guérend menyampaikan sebuah studi yang menyebutkan bahwa kebebasan berekspresi memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga yang membuat UE membebaskan masyarakatnya untuk berekpresi, walaupun harus melanggar norma keagamaan.
Meski begitu Rommy menilai hasil studi di suatu wilayah atau negara tidak selalu relevan dengan negara lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka bertemu di kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, kemarin (23/8). Adapun sejumlah isu lain yang dibahas, mulai dari politik, kebijakan imigrasi UE, perdagangan CPO, hingga revisi R-KUHP.
Dalam kaitannya dengan kebebasan berekspresi, Rommy yakin masyarakat Indonesia masih bebas berekspresi meski tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan yang mereka yakini. Masyarakat Indonesia juga dikatakan masih bisa menghasilkan banyak karya kreatif dengan kebebasan yang selama ini mereka ekspresikan.
Rommy juga menjawab pertanyaan Guérend tentang potensi membesarnya isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan antar golongan) dalam Pilpres mendatang. Namun ia yakin isu SARA yang sering dialamatkan kepada Joko Widodo akan jauh berkurang. Itu karena Jokowi menggandeng figur ulama, sehingga isu tersebut tak akan relevan untuk menyerang Jokowi.
Melalui akun Twitter @DubesUniEropa, Vincent Guérend menyampaikan terima kasih kepada Rommy dan jajarannya yang telah membahas banyak isu dengan pandangan yang luas.
"Terima kasih kepada M. Romahurmuziy dan Arsul Sani, dan DPP PPP atas pertukaran pandangan yang luas dan kaya tentang politik, ekonomi, dan hubungan kemitraan Indonesia dengan Uni Eropa," tulis Guérend. (idr/idr)