PKB: Ma'ruf Amin Jadi Tantangan Relawan Yakinkan Pemilih Nonmuslim

PKB: Ma'ruf Amin Jadi Tantangan Relawan Yakinkan Pemilih Nonmuslim

Danu Damarjati - detikNews
Rabu, 22 Agu 2018 09:32 WIB
Foto ilustrasi: Bakla cawapres Jokowi, Ma'ruf Amin (Eva Safitri-detikcom)
Jakarta - Survei LSI Denny JA menunjukkan kehadiran KH Ma'ruf Amin di posisi cawapres justru menggerus elektabiltias capres petahana Joko Widodo (Jokowi). Menurut PKB, ini menjadi tantangan ke relawan untuk lebih gencar lagi meyakinkan calon pemilih dari kalangan nonmuslim.

"Ini menjadi tantangan relawan untuk meyakinkan bahwa Kiyai Ma'ruf adalah sosok ulama nasionalis dan mempersatukan, tentu saja juga melindungi minoritas," kata Wasekjen PKB Maman Imanulhaq kepada detikcom, Rabu (22/8/2018).


Maman yang juga Direktur Relawan di Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf ini mejelaskan, survei itu menjadi pijakan untuk langkah pemenangan. Meski begitu, dia tak menilai Ma'ruf sebagai sosok yang menyulitkan elektabilitas Jokowi di Pilpres 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak sulit menjelaskan tentang Kiyai Ma'ruf Amin, karena beliau adalah orang yang punya jabatan tertinggi di PBNU yakni Rais Aam, dan PBNU adalah ormas Islam yang bersifat moderat serta menjaga keutuhan NKRI," tutur Maman.

Bagi Maman, sebagian masyarakat belum mau memilih Ma'ruf karena mereka belum mengenal Ketum MUI itu sebagai sosok yang toleran terhadap keberagaman. PKB yakin masyarakat bakal cinta ke Ma'ruf bila telah mengenal sosoknya lebih dekat.


"Masyarakat umum masih belum mengenal Kiyai Ma'ruf Amin secara utuh. Kalau sudah mengenal secara utuh, masyarakat akan cinta kepad Kiyai Ma'ruf," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan, dihubungi secara terpisah.

Daniel optimis, kaum nonmuslim bakal mencintai Ma'ruf bila sudah mendapat pemahaman yang benar tentang Ma'ruf. Strategi pengenalan tentang Ma'ruf akan dijalankan, caranya adalah mengkomunikasikan bahwa Ma'ruf adalah benteng penjaga kebhinekaan. Nantinya, masyarakat bakal paham bahwa Ma'ruf adalah sosok yang tepat untuk mendampingi Jokowi.

"Itu hanya urusan waktu saja," kata Daniel, optimistis.


Begitu pula dengan kaum milenial yang disorot LSI Denny JA tergerus oleh kehadiran Ma'ruf di sisi Jokowi. Tugas mengenalkan Ma'ruf ke kaum muda bakal dijalankan oleh orang muda juga, bukan oleh Ma'ruf secara langsung.

"Tentu ada pembagian fokus. Saya rasa tidak ada yang sulit. Tinggal kita mengemas pola komunikasi kampanye," kata Daniel.

Sebelumnya, LSI Denny JA merilis survei yang telah digelar pada 12-19 Agustus 2018 menggunakan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka ke 1.200 responden, dengan dilengkapi focus group discussion dan wawancara mendalam. Survei dipaparkan peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby.

LSI membandingkan elektabilitas Jokowi dengan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di empat kantong suara. Empat kantong suara yang jadi acuan LSI Denny JA adalah pemilih muslim, pemilih non-muslim, pemilih terpelajar (minimal pendidikan S1) dan pemilih milenial.

Hasilnya, suara Jokowi turun di empat kantong suara tersebut jika dipasangkan dengan Ma'ruf Amin. Berikut ini perbandingan elektabilitas Jokowi vs Jokowi-Ma'ruf Amin.

1. Pemilih muslim
Jokowi: 51,7%
Jokowi-Ma'ruf: 52,3%

2. Nonmuslim
Jokowi: 70,3%
Jokowi-Ma'ruf: 51,5%

3. Kaum terpelajar
Jokowi: 50,5%
Jokowi-Ma'ruf: 40,4%

4. Pemilih pemula atau milenial
Jokowi: 47,1%
Jokowi-Ma'ruf: 39,5%

(dnu/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads