"Kita harus pastikan anak-anak Indonesia dapat bersekolah tanpa kendala biaya melalui pembagian Kartu Indonesia Pintar. Realisasi penerima manfaatnya di tahun 2017 sudah mencapai lebih dari 20 juta peserta didik usia 6 hingga 21 tahun," ujar Jokowi dalam pidato Kenegaraan Presiden dalam Rangka HUT Ke-73 Proklamasi Kemerdekaan di depan Sidang DPR-DPD, Kamis (16/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah Guru Garis Depan dari tahun 2016 sampai tahun 2017 sudah bertambah sebanyak 7.094 guru. Peningkatan kompetensi berkelanjutan juga sudah dilakukan dengan lebih dari 1 juta guru. Realisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) turut meningkat setiap tahunnya, yang terakhir di tahun 2017 menjangkau 47 juta siswa," papar Jokowi.
Namun, kata Jokowi, mengasah kepintaran dan mengasah keahlian saja tidak cukup. Manusia Indonesia, menurutnya, harus memiliki karakter yang kuat serta akhlak yang mulia atau akhlakul karimah.
"Agar tidak mudah patah, tidak mudah menyerah, terus optimis dalam meraih cita-cita dan prestasi. Kita harus membangun manusia Indonesia yang berkarakter dan memiliki akhlak mulia," imbuhnya.
Karena itu, pemerintah memberikan penghargaan yang tinggi atas peran penting lembaga-lembaga keagamaan dalam pembentukan karakter bangsa, seperti pondok pesantren, dayah, mualimin-mualimat, seminari, pasraman, dan vihara.
"Lembaga-lembaga tersebut selama ini telah berperan penting dalam menjaga keimanan, menjaga kebinekaan, nilai kebangsaan, dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berkarakter, sehingga benteng kerukunan Indonesia semakin kokoh dalam menghadang arus intoleransi, radikalisme, dan terorisme," tutur Jokowi.
Simak juga 'Miris! Dunia Pendidikan Jadi Urutan Ke-3 Ladang Korupsi':
(fdn/tor)