Pertemuan yang berlangsung tertutup itu dilaksanakan di Hotel Golden Palace, Mataram, NTB, Sabtu (5/8/2018). Pertemuan tahun 2018 ini merupakan yang ke-5 kali diadakan, dan menjadi agenda lanjutan yang membahas kesepakatan kedua negara pada pertemuan sebelumnya di Brisbane, Australia pada 25-26 November 2017 lalu.
"Terdapat beberapa isu yang dibahas secara mendalam dalam pertemuan kali ini, yaitu mengenai countering violent extremism dan program deradikalisasi," jelas Wiranto dalam press statementnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Wiranto juga mengungkapkan rangkaian agenda yang dibahas dalam Ministerial Council Meeting (MCM) dengan delegasi Australia yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri, Peter Dutton dan pejabat tinggi Australia lainnnya, yakni mengenai isu perkembangan dinamika politik dalam konteks keamanan regional, kerja sama keamanan di bidang siber dan penegakan hukum dalam cakupan yang lebih luas.
"Pertemuan MCM kali ini menjadi yang pertama kali diadakan dengan Menteri Dalam Negeri, Yang Mulia Peter Dutton," ungkapnya.
Hal ini, lanjut Wiranto, disebabkan karena adanya perubahan portofolio kementerian/lembaga yang mempunyai kekuasaan luas dan melingkupi hampir semua isu keamanan dalam negeri Australia, termasuk isu mengenai terorisme, imigrasi, intelijen, hukum dan keamanan siber.
Lebih jauh Wiranto membeberkan tentang pertemuannya hari ini yang telah dilaksanakan dalam suasana terbuka, konstruktif dan bersahabat, sehingga diharapkan juga dapat menghasilkan kerja sama di bidang hukum dan keamanan yang semakin erat dan kokoh.
"Pertemuan telah menghasilkan Join Communique yang menekankan pentingnya komitmen kedua negara dalam meningkatkan kerja sama di bidang hukum dan keamanan," pungkasnya. (rvk/asp)