"Saya melihat bahwa ada satu fenomena baru selama proses pemilu ini. Ada keinginan untuk membawa kekuatan yang berbau SARA dijadikan instrumen untuk adu popularitas, untuk mendapat dukungan publik," kata Wiranto di kantor Menko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (3/8/2018).
Wiranto menyadari situasi politik menjelang pilpres pasti memanas. Eks Panglima TNI itu berharap tak ada gejolak yang berdampak negatif terhadap kondisi negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranto juga mengimbau kepada pasangan capres dan cawapres yang maju untuk beradu kualitas program. Dia menilai, dengan begitu, akan terpilih pemimpin yang bisa membawa Indonesia lebih baik dalam 5 tahun ke depan.
"Pemilu ini kita berkontestasi untuk memilih pemimpin. Kita adu kualitas dan kompetensinya. Nah, oleh karena itu, yang berjalan bukan adu fitnah dan bukan saling menjelek-jelekkan, bukan adu untuk membongkar aib seseorang, atau adu otot, atau kita adu hoax, adu ujaran kebencian," papar Wiranto.
"Tapi yang kita tampilkan ke publik bagaimana kita adu kualitas dan kompetensi dari caleg-caleg dan eksekutif, dalam hal ini capres dan cawapres," imbuh politikus Partai Hanura ini.
Tonton juga 'PGI Soroti Hoax dan Isu SARA di Pilkada 2018':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini