Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja Mekah Ansor Sanusi mengatakan jumlah petugas bimbingan ibadah pada tahun lalu hanya empat orang. Mereka mengelilingi hotel jemaah setiap hari. Dari segi waktu maupun tenaga tak mencukupi untuk memberikan bimbingan ibadah secara maksimal.
Dari bimbingan yang diberikan, lanjut Ansor, jemaah sangat antusias mengikuti dan bertanya. Karena terbatasnya waktu, jemaah kemudian meminta penjadwalan ulang karena banyak dari mereka tidak dapat bertanya tentang ibadah haji. Karena keterbatasan tenaga, permintaan mereka tak semuanya dapat diwujudkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika itu kita kewalahan," kata Ansor.
Hal itu kemudian menjadi catatan Kemenag. Kementerian Agama menilai program tersebut harus lebih diperkuat. Tahun ini, jumlah konsultan ibadah ditambah. Mereka disebar ke 12 sektor yang ada di Mekah.
"Petugas bimbingan ibadah sekarang lebih banyak," kata Ansor.
Tahun ini petugas membuat jadwal kunjungan dan menyambangi hotel-hotel jemaah. Mereka memberikan bimbingan ibadah, menyegarkan pemahaman mereka tentang haji dan membuka dialog.
Para peserta manasik berasal dari berbagai pihak. Yang paling utama adalah petugas kloter, ketua rombongan, dan ketua regu. Dari merekalah materi bimbingan ibadah disebarkan lagi kepada jemaah sehingga memahami bagaimana melaksanakan ibadah haji dengan benar.
Konsultan ibadah di kantor daerah kerja juga ada. Setiap hari mereka menyambangi hotel. Jemaah kemudian berkumpul di musala atau ruang makan. Bimbingan ibadah berlangsung di sana.
Bukan hanya ibadah, jemaah juga mendapatkan materi tentang kesehatan, perlindungan jemaah, dan lainnya. Mereka diarahkan untuk lebih berhati-hati selama berada di Tanah Suci, yang situasinya jauh berbeda.
Selain harus menyesuaikan diri dengan iklim, mereka harus memahami kultur masyarakat setempat.
"Jadi materi bimbingan yang kita sampaikan komprehensif, mencakup berbagai hal," kata Ansor. (fjp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini