"Dia meninggal di pangkuan kawannya bernama Wawan. Kata kawannya, anak saya terkena batu di bagian kepala belakang sebanyak dua kali," kata ayah Ainul, Amirullah, di kediamannya, Perumahan Bumi Sudiang Raya, Makassar, Senin (30/7/2017).
Menurutnya, sebelum anaknya itu berangkat ke Rinjani, Amirullah meminta Ainul segera melepas masa lajang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rencananya saya ingin kawinkan dia, tetapi dia bilang mau dikawinkan setelah mendaki Rinjani, Semeru, dan Bromo," kata Amirullah.
"Dia bilang terserah pilihan saya yang mana perempuan yang menurut saya baik," sambungnya.
Dikatakannya, Ainul meminta izin kepadanya mendaki Rinjani dan berangkat pada Rabu, 25 Juli 2018. Ainul berangkat bersama kawan-kawannya ke Rinjani, yang berjumlah delapan orang.
Tonton video: 266 Pendaki Masih Terjebak di Gunung Rinjani Pasca Gempa 6,4 SR
[Gambas:Video 20detik]
"Saat di Rinjani, dia sempat memberi kabar bahwa dirinya telah mencapai puncak dan hendak turun ke Danau Segara Anak," ucapnya
Namun, di tengah perjalanan, Ainul dan kawan-kawannya memilih mendirikan tenda sebelum danau. Di sanalah Ainul mengembuskan napas terakhir.
Firasat tentang kematian Ainul dirasakan Amirullah saat melaksanakan salat asar. Bayangan muka anak keempatnya ini muncul di sajadah miliknya.
"Akhirnya temannya bernama Saddam mengabarkan anak saya meninggal," ucapnya.
(fiq/rvk)











































