Menurut Ketum PPP Romahurmuziy (Rommy), koalisi Jokowi menghormati proses yang saat ini sedang dilakukan partai non koalisi dalam menentukan Capres-Cawapres. Koalisi Jokowi saat ini posisinya hanya menunggu formasi koalisi penantang sekaligus pasangan yang akan diusung.
Siapapun pasangan capres-cawapres yang dimunculkan, koalisi Jokowi siap menghadapinya. Baik itu Prabowo dengan nama pasangan yang akan dipilih, atau muncul nama baru yang akan diusung oleh penantang Jokowi.
"Kita sudah memberikan mandat kepada Pak Jokowi untuk menetapkan dan telah menentukan satu nama Cawapres apapun yang akan kita hadapi dari kubu seberang," kata Rommy, dalam keterangannya, Minggu (29/7/2018).
Rommy menambahkan, koalisi Jokowi yang terdiri dari PDIP, PPP, Golkar, PKB, Hanura dan Nasdem saat ini tidak menutup kemungkinan ada partai lain yang bergabung. Namun koalisi tidak pro aktif untuk mengajak partai lain bergabung.
"Kita dalam posisi tidak sedang mengajak mereka yang sedang berunding di sana. Ibarat orang sedang pacaran, kita tidak ganggu orang pacaran," tambah Rommy.
Rommy juga menegaskan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono pernah menawarkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Cawapres Jokowi. Tawaran itu tidak selalu dengan bahasa eksplit, namun bisa dengan cara selalu menyampaikan popularitas AHY dalam setiap bertemu dengan Jokowi.
Cawapres tidak hanya bisa bermodalkan popularitas dan elektabilitas, tapi harus punya banyak pengalaman serta seirama dengan presiden.
"Seorang wakil presiden adalah presiden ad interm saat presiden tidak berada di dalam negeri. Sehingga harus memiliki kapasitas yang cukup, aura kewibawaan yang memadai untuk memastikan tidak terjadi ketimpangan saat presiden sedang berada," pungas Rommy. (ega/mul)