"Itu memang tumbuh diatas tanah atau kayu lapuk. Memang, bisa jadi tumbuh diatas tanah makam," ucap Peneliri Botani dari Lembaga Penelitian dan Ilmu Pengetahuan (LIPI) Dewi Susan, saat dihubungi detikcom, Kamis (27/7/2018).
Dewi memperkirakan jamur tersebut bermarga Grifola. Jamur tersebut merupakan jamur besar dan bisa bertahan lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka, tidak aneh jika jamur tersebut berdiameter 60 cm dan telah tumbuh kurang lebih dua bulan. Jamur tersebut pun, banyak dijumpai di Indonesia.
"Biasa saya temukan di hutan, kelembaban cukup tinggi. Kondisi di lingkungan makam juga saya tidak tahu, apakah di bawah naungan pohon, cuaca seperti apa," ucap Dewi.
Jamur jenis Grifola tidak beracun. Namun, harus dicek untuk memastikan apakah jamur tersebut aman atau tidak.
"Dari genus yang sama, itu ada yang bisa dimakan. Kalau di Jepang, Maitake. Kalau itu nggak tahu, karena harus dicek dulu, diperiksa dulu," kata Dewi.
Kemunculan jamur di atas makam sempat menghebohkan warga Jember. Polisi pun mengambil tindakan mencabut jamur tersebut.
Polisi pun menggandeng Ketua NU Ranting Patrang Kiai Lutfi untuk memberikan pemahaman ke masyarakat terkait tindakan yang mereka ambil, terutama kepada keluarga almarhum Mina.
"Alhamdulillah masyarakat dan pihak keluarga akhirnya memahami. Bahkan pihak keluarga mempersilakan polisi untuk mencabutnya," kata Kapolsek Patrang AKP Mahrobi Hasan kepada detikcom, Kamis (26/7/2018) malam.
Tonton juga video: 'Menguak Misteri Kaki Nongol di Atas Makam Kediri'
(aik/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini