Salut! Anak TNI Lapor Panitia Akpol Saat Terima Kelebihan Poin

Salut! Anak TNI Lapor Panitia Akpol Saat Terima Kelebihan Poin

Audrey Santoso - detikNews
Kamis, 26 Jul 2018 14:12 WIB
Hillary Cornelia Anggito Nataliza (17), calon taruni Akpol. (Audrey Santoso/detikcom)
Semarang - Hillary Cornelia Anggito Nataliza (17), calon taruni asal pengiriman Polda Metro Jaya, memprotes Panitia Pusat Seleksi Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) 2018. Dia merasa ada penilaian yang dirasa tak sesuai.

"Jadi saya itu tiap habis tes, saya tahu nilai saya berapa, itu saya tahu cara penghitungannya karena dari panitia dikasih tahu cara hitung persentasenya. Lalu saya ingat betul renang saya 33,91 detik, jadi nilai renang saya 80," kata Hillary kepada detikcom di Batalyon Akpol, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/7/2018).

Alumni SMA Taruna Nusantara itu mengatakan, saat panitia mengumumkan nilai akumulatif tes jasmaninya pada monitor, dia merasa heran pencapaiannya lebih tinggi dari yang sudah dia hitung. Setelah menghitung ulang dan yakin, dia meminta panitia memperlihatkan ulang nilai-nilai tes olahraga.
"Nilai (akumulatif) tes jasmani 65,3. Selama habis tes, kan nilai dipaparin di layar. Tapi pas saya lihat nilai saya 69,89, saya bingung kok tinggi 4 poin. Saya kira saya salah hitung, ah tapi saya hitung lagi benar nilai saya harusnya 65,3," jelas Hillary.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah diperlihatkan, Hillary menyadari kesalahan nilai pada tes renangnya. "Lalu saya lihat di mana nilai saya yang salah, ternyata nilai renang saya jadi 95, itu nilai untung yang renangnya 23 detik," sambung dia.

Hillary sadar kesalahan penilaian itu menguntungkan dirinya. Tapi dia merasa bersalah terhadap calon taruni lain.
"Sebenarnya nguntungin saya tapi saya nggak enak, ngerasa dosa aja sama temen-temen," ucap Hillary.

Setelah selesai kegiatan tes jasmani, Hillary mengaku mendatangi panitia untuk menyampaikan kesalahan penilaian itu. Panitia lalu menerangkan ada kesalahan input nilai.

"Saya mikir lalu selesai acara saya ngomong ke panitianya bahwa nilai saya berbeda. Temen saya ada yang nilai renangnya 23 detik, artinya 95. Saya dipanggil panitia dan diklarifikasi, dibawa masuk ke ruang rapat pimpinan panitia pusat," terang dia.
"Jadi nilai renang saya dibalikin 80. Kata panitianya ada kesalahan input karena ada teman saya dari Metro Jaya juga, ada yang nilai renangnya 95," imbuh Hillary.
Hillary adalah anak seorang perwira menengah di TNI Angkatan Udara. Ayahnya berpangkat kolonel dan sehari-hari berdinas di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Dia mengaku ayah dan ibunyalah yang mengajarkan kejujuran.

"Papa saya TNI AU, kolonel, dinas di Mabes TNI, mama ibu rumah tangga. Saya nggak merasa rugi (mengaku nilainya lebih rendah). Karena kata papa lebih baik nilai jelek daripada bagus tapi nyontek, curang," ungkap dia.
Hillary mengaku selama tes seleksi calon taruni Akpol, dirinya unggul pada tes bahasa Inggris. Dia menyampaikan sehari-hari berlatih bahasa Inggris dengan kedua saudarinya.

"Saya suka bahasa Inggris, fasih bahasa Inggris. Di rumah, ngomong sama adik sama kakak pakai bahasa Inggris. Nilai (tes bahasa Inggris di seleksi Akpol) 76. Nilai bahasa Inggris saya tertinggi di sini," tutur Hillary.



Tonton juga 'Ribut-ribut Pengumuman Kelulusan Akpol di Jawa Barat':

[Gambas:Video 20detik]

(aud/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads