Hanura Soal SBY: Negarawan Seharusnya Nggak Baperan

Hanura Soal SBY: Negarawan Seharusnya Nggak Baperan

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Kamis, 26 Jul 2018 13:43 WIB
Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir. (dok. pribadi)
Jakarta - Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui ketidakharmonisan hubungan dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai penghambat untuk bergabung ke koalisi Joko Widodo (Jokowi). Partai koalisi Jokowi, Hanura, ikut angkat bicara.

Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir menilai SBY terlalu berlebihan dan sensitif. Inas juga menilai sifat-sifat SBY tersebutlah yang sebenarnya menghambat hubungan untuk bergabung ke koalisi Jokowi.


"SBY lebay, baper, sedikit-dikit tersinggung, justru ketiga sifat SBY tersebut yang menjadikan hambatan hubungannya dengan koalisi Jokowi," ujar Inas kepada detikcom, Kamis (26/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inas juga menilai sikap yang ditunjukkan SBY tersebut tak menunjukkan sikap seorang negarawan.

"Negarawan seharusnya nggak baperan (bawa perasaan) deh," katanya.


Sebelumnya, SBY mengungkap peluang koalisi dengan Jokowi yang kini memudar. SBY juga mengungkapkan hubungannya dengan Megawati yang belum pulih menjadi alasannya tak masuk koalisi Jokowi. SBY pun masih membuka kemungkinan masuk ke pemerintah.

"Tapi itu pertanyaan bagi saya, karena melihat realitas hubungan Bu Mega sama saya belum pulih. Tapi saya pikir yang ajak Pak Jokowi, dan kalau Demokrat ada di dalam, why not?" kata SBY saat jumpa pers di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (25/7).



Tonton juga 'KPU: Konflik Internal Hanura Rugikan Kami!':

[Gambas:Video 20detik]

(mae/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads