Kepala Kantor Daerah Kerja (Dakar) Mekah Endang Jumali mengatakan sampai saat ini belum ada informasi ada jemaah dari Madinah yang dalam kondisi sakit. Namun antisipasi tentu saja harus dilakukan.
"Sejauh ini memang belum ada informasi. Namun yang jelas jemaah sakit tidak dicampur dengan yang lain dalam satu bus," ujar Endang di kantornya, Syisyah, Mekah, Arab Saudi, Senin (23/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sakit kategori berat, jemaah tersebut akan dirawat dulu di Madinah. Sedangkan untuk jemaah sakit kategori sedang dan dianggap bisa diantar bepergian, maka akan disusulkan ke Mekah.
"Itu pun harus dengan rekomendasi dokter di Madinah. Kalau mereka menilai jamaah itu bisa berjalan maka tim akan memberangkatkan," ujar Endang.
"Mereka akan dipisahkan dari rombongan. Paspornya akan disimpan panitia. Nanti ada kepala seksi pelayanan jamaah yang akan mengurus perjalanan mereka," sambungnya.
Lalu bagaimana apabila jemaah haji yang sakit tersebut sampai hari H wukuf arafah dia masih belum pulih? PPIH akan bertanggung jawab dengan melakukan safari wukuf terhadap jemaah sakit tersebut.
Safari Wukuf yang dimaksud adalah petugas kesehatan akan mengantarkan jemaah tersebut menggunakan kendaraan khusus seperti ambulans ke padang arafah. Karena kondisi darurat, jemaah yang sakit itu tak perlu keluar dari ambulans. Dengan begitu kewajiban jemaah tersebut untuk berada di Arafah pada 9 Dzhulhijah terpenuhi.
"Ketika hari H mereka harus wukuf, kita akan safari-wukufkan. Dihajikan," kata Endang. (fjp/nkn)