Merujuk dari buku Sejarah Ka'bah yang ditulis Prof. Dr. Ali Husni al-Kharbuthli, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim agar menyeru manusia melaksanakan ibadah haji ke Mekah. Hal itu disebutkan dalam Alquran surat Al Hajj ayat 27 berikut ini.
"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh"
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu seperti apa pelaksanaan ibadah haji pada masa Nabi Ibrahim?
Imam ath-Thabari meriwayatkan bahwa malaikat Jibril pernah menemui Nabi Ibrahim pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijah). Jibril bersama Ibrahim pergi bersama ke Mina. Di sana, mereka melaksanakan salat Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh.
Selepas salat, Jibril membawa Ibrahim ke Arafah dan menurunkannya di bawah pohon Arak. Pohon ini biasa digunakan oleh penduduk setempat untuk beristirahat. Keduanya pun menunaikan salat kemudian wukuf hingga tiba Magrib.
Jibril dan Ibrahim lalu meninggalkan Arafah menuju Masy'aril Haram dan menjamak Maghrib dan Isya. Keduanya berdiam diri hingga waktu fajar akhir. Usai itu mereka bertolak ke Mina dan melempar jumrah.
Penyembelihan hewan kurban juga dilakukan pada pelaksanaan haji ketika itu. Terakhir, barulah Jibril dan Ibrahim melakukan thawaf Ifadhah di Kakbah.
![]() |
Seiring perubahan zaman, semakin banyak orang datang ke Mekah untuk melaksanakan haji. Di zaman pra islam, mereka berdatangan dari seluruh Jazirah Arab dan bangsa lain seperti India, Persia, Shabiah dan sebagian orang Yahudi.
Pelaksanaan haji bukan hanya sebagai ritual keagamaan semata namun juga sebagai penggerak roda ekonomi dan pemersatu bangsa. Penduduk Mekah, khususnya tokoh suku Quraisy menyadari betul kewajiban penjamuan jemaah haji.
Suku Quraisy bahu membahu menjamu jemaah haji, menyambut dan memuliakan mereka di Baitullah. Bahkan ada pembagian 15 jabatan pada kabilah Quraisy untuk mengurus jemaah haji ini. Tujuannya untuk menciptakan ketenangan dan stimulasi agar jemaah haji datang setiap tahun ke Mekah.
Ibadah haji memiliki pengaruh bagi kehidupan sosial di Jazirah Arab. Di musim ini, semua suku dan bangsa berkumpul tanpa ada pertikaian ataupun pertumpuan darah. Pergerakan ekonomi juga berkembang. Kegiatan itu mengurangi fanatisme kesukuan. (nkn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini