PKB Sindir Tiang Bambu, Dishut DKI: Tiang Besi buat Umbul-umbul

Jakarta - Fraksi PKB DPRD DKI Jakarta mengkritik penggunaan bambu untuk tiang bendera negara peserta Asian Games 2018. Penasihat Fraksi PKB Darussalam menyebut sejumlah dinas di DKI punya banyak tiang besi untuk bendera.

Namun pihak Dishub DKI membantah memiliki banyak tiang besi untuk bendera. Wakadishub DKI Sigit Wijatmoko menyebut dinas yang memiliki banyak tiang bendera adalah Dinas Kehutanan DKI.

"Dinas Kehutanan yang banyak punya," kata Sigit saat dihubungi, Jumat (20/7/2018).

Baca juga: Gerindra: Bendera Peserta Asian Games Pakai Bambu Antusiasme Warga

Tonton juga video: 'Bersolek Instan Kali Sentiong demi Asian Games'

[Gambas:Video 20detik]

Saat dihubungi terpisah, Kadishut DKI Djafar Muchlisin mengakui pihaknya memiliki banyak tiang besi. Namun tiang-tiang tersebut sudah dipakai untuk umbul-umbul Asian Games.

"Ada, tiang umbul-umbul yang ukuran 8-9 meter. Kan sudah kita pakai, nih, di beberapa lokasi, nih, buat umbul-umbul segitu banyak. Nah itu sudah kita pasang-pasangi," terang Djafar.

Menurut Djafar, tiang yang dimiliki Dishut DKI tak cocok dijadikan tiang bendera karena terlalu panjang. Lagi pula, tiang yang dimiliki sudah terpakai semua.

"Sisa? Kalau sudah begitu nggak ada. Kan 8-9 meter, terus benderanya kecil, kan lucu juga. Kita ada sekitar seribuan lebih. Nah dipakai semua untuk umbul-umbul, yang di Balai Kota, yang di DPRD, Sudirman, Thamrin, di lokasi yang sudah kita pasang," papar Djafar.

Baca juga: Persiapan DKI Sambut Asian Games: Tiang Bambu Hingga Waring

Darussalam mempersoalkan alasan Pemprov DKI mengizinkan warga menggunakan bambu untuk tiang bendera negara-negara peserta Asian Games. Padahal, menurutnya, banyak dinas di DKI yang memiliki tiang besi.

"Zamannya (Gubernur) Foke (Fauzi Bowo), zamannya Jokowi (Joko Widodo), zaman Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), itu kan selalu pakai tiang besi. Kan banyak juga yang punya, dishub kan punya, dinas energi punya, dan beberapa dinas pasti punya. Kenapa itu tidak dievaluasi dulu?" kata Darussalam.

(zak/fdn)