Selain alasan mudah dikenali, pria berusia 53 tahun ini, mengenakan kopiah unik sejak kecil dirinya memang sudah suka berpeci tinggi. Tak hanya itu, ia yang ditunjuk sebagai ketua rombongan, mengaku sengaja mengenakan kopiah tinggi agar anggotanya lebih gampang menemukan dirinya.
Yang unik lagi, Syamsuddin yang berprofesi sebagai petani ini, mendapatkan kopiah super tinggi itu dari internet, setelah tujuh bulan ia berkeliling dan mencari tempat penjual kopiah tertinggi yang pernah ia lihat di televisi.
"Biar lebih mudah dikenali, makanya saya pakai kopiah begini. 7 bulan saya cari, tapi tidak ketemu. Nah ada teman saya yang dapat di internet, saya lihat dan saya langsung pesan untuk saya pakai naik haji," katanya saat ditemui, Rabu (18/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menunggu giliran itu selama 9 tahun setelah saya setor pertama sebanyak Rp 20 juta. Uang itu saya kumpulkan sejak masih kelas enam SD dari hasil upah menanam atau panen padi. Orang tua saya yang mendorong sejak kecil memang," lanjutnya.
Ayahnya selalu mengajarkan hidup hemat. Bila ada uang jajan Rp 150, maka Rp 100 dicelengin dan sisanya baru dipakai untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Syamsuddin yang tergabung dalam kloter dua ini telah berangkat bersama 455 orang Calhaj lainnya dari lima kabupaten kota di Sulawesi Selatan. Mereka diberangkatkan dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Pangeran Muhammad Bin Abdul Aziz di Madinah, Arab Saudi pada pukul 08.55 Wita. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini