"Tentu kalau misal tiba-tiba Pak Prabowo dengan legawa sebagai negarawan sejati menjadi king maker, misal, 'Sudahlah, saya nggak maju, saya serahkan kepada Anies atau Gatot', ya mungkin itu lebih memudahkan komunikasi dengan partai-partai lain di luar Gerindra," ujar Ketua DPP PAN Yandri Susanto di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Yandri mengatakan PAN siap dengan segala kemungkinan skenario pada Pilpres 2019. Bila kader PAN tak jadi capres/cawapres, PAN disebut Yandri tak berkeberatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasannya, PAN sedari awal juga mempertimbangkan sosok nonparpol, seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Padahal, di lain sisi, PAN punya empat jagoan dari kalangan internal partai, yakni Ketum PAN Zulkifli Hasan dan tiga eks Ketum PAN: Amien Rais, Hatta Rajasa, serta Soetrisno Bachir.
"PAN tidak ngoyo dan ngotot karena koalisi ini bersama-sama. Di luar lingkup internal kami, ada Anies dan Gatot. Buat kami, sama saja peluangnya jadi capres atau cawapres," sebut Yandri.
"Tapi kalau Pak Prabowo maju menggandeng Bang Zul, ya dia (Zulkfili) nggak akan keberatan," imbuh dia.
Baca juga: Kontroversi Prabowo Galang Dana Rp 10 T |
Yang penting, kata Yandri, adalah membangun fondasi koalisi yang kokoh. Parpol atau tokoh-tokoh parpol tak perlu saling memaksakan kehendak.
"Yang jadi jalan tengah, istilah saya itu kalau partai politik tidak mengedepankan ego masing-masing. Misal, ya sudahlah, ketum nggak perlu maju. Kader terbaik nggak perlu maju. Kita cari kader bangsa yang lain, tapi kita bangun koalisi yang kuat. Saya pikir itu bisa membuat pola baru koalisi," ujar Yandri. (tsa/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini