Jokowi, sebelum menang Pilpres 2014, terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta setelah berjaya di Pilgub DKI 2012. Dua tahun berselang, Jokowi maju ke pilpres. Anies berpotensi menjadi 'Jokowi jilid II'. Partai Gerindra tak memandang demikian.
"Saya rasa Mas Anies tidak akan menjadi 'Jokowi jilid II' bagi Pak Prabowo. Karena Mas Anies lebih punya etika," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Jumat (6/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Partai Gerindra merupakan salah satu pengusung Anies di Pilgub DKI Jakarta 2017. Andre mengatakan keyakinannya soal Anies bukan 'Jokowi jilid II' karena dia memandang eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu punya etika yang baik.
Jokowi, saat maju ke Pilgub DKI 2012, juga diusung Gerindra. Di Pilpres 2014, Jokowi, yang memilih maju, pada akhirnya bertarung melawan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo pun kalah.
Andre meyakini Anies tak akan mengkhianati Prabowo seperti Jokowi. Jika pun maju di Pilpres 2019, langkah Anies didasari restu dari Prabowo. Atau barangkali menjadi cawapres Prabowo.
"Mas Anies tahu Pak Prabowo yang mendukung beliau. Gimana Pak Prabowo pasang badan untuk beliau. Saya rasa Mas Anies lebih tahu etika itu. Insyaallah Mas Anies bukan 'Joko Widodo Jilid II'. Kalaupun Mas Anies maju di 2019, insyaallah karena di-support Pak Prabowo dan atas restu Pak Prabowo. Kalau maju pun, mungkin jadi cawapres Pak Prabowo. Tapi balik lagi ke kesepakatan koalisi," ucapnya.
Baca juga: Anies Harus Pamit, Jokowi Tak Harus Merestui |
"Pak Anies salah satu calon, tokoh muda yang kami pandang capable. Jadi saya kira beliau calon serius juga. Calon wakil yang serius," ujar Prabowo di kediamannya, Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (6/7).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini