Seleksi Akhir Taruna Akpol, Polri Surati Ortu agar Tak Curang

Seleksi Akhir Taruna Akpol, Polri Surati Ortu agar Tak Curang

Audrey Santoso - detikNews
Jumat, 06 Jul 2018 17:20 WIB
Irjen Arief Sulistyanto (Foto: Dok Biro SDM Polri)
Jakarta - Sebanyak 376 calon taruna dan taruni (catar) Akademi Kepolisian (Akpol) berebut kursi didik yang hanya berkapasitas 250 orang di tahap seleksi tingkat akhir. Polri terus mengingatkan orang tua dan wali catar tidak tergoda tawaran pihak-pihak yang memberi 'janji surga', yaitu dapat meloloskan catar dengan syarat imbalan.

Selain melalui lisan, peringatan agar menjauhi praktik-praktik curang disampaikan melalui surat. Surat tersebut diteken oleh Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Arief Sulistyanto.

"Terobosan baru. Upaya soft approach dalam rangka rekrutmen catar Akpol yang bersih dan transparan," kata Arief kepada detikcom, Jumat (6/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dalam surat tersebut, tertulis permohonan kepada orang tua dan wali catar agar menghormati proses seleksi yang bersih, transparan, dan akuntabel. Panitia Pusat Seleksi Catar Akpol 2018 meminta orang tua dan wali catar memberi dukungan kepada catar yang akan berjuang lebih keras di tingkat akhir.

"Proses seleksi akan dilakukan melalui serangkaian tes secara ketat untuk memilih putra-putri Bapak/lbu dari calon-calon yang terbaik, dengan menerapkan prinsip bersih, transparan, akuntabel dan clear & clean dari praktik penyimpangan/KKN," tulis Arief dalam surat tersebut.

"Oleh karena itu, sebagai orang tua, kami mohon untuk terus memberikan support dan doa restu kepada para catar agar berjuang lebih keras dibandingkan saat tes di Panitia Daerah," sambung dia.

Arief juga mengingatkan pakta integritas dan sumpah yang telah diikrarkan seluruh panitia seleksi, para orang tua/wali, serta catar sendiri. "Kami memohon bantuan dan kesadaran Bapak/lbu orang tua untuk bersama-sama kami dan para catar mematuhi dan memenuhi semua ikrar serta sumpah yang telah kita ucapkan," lanjut Arief.



Arief menekankan tiga hal yang menjadi poin dalam isi surat. Pertama, meminta para orang tua dan wali memotivasi catar untuk berjuang dengan kemampuan sendiri. Kemudian, meminta orang tua, wali, serta catar tak termakan iming-iming lulus seleksi tingkat akhir dengan memberikan sesuatu.

"Jangan terpengaruh terhadap janji/ajakan oleh pihak pihak yang menjanjikan sanggup untuk membantu kelulusan dengan meminta imbalan, karena itu adalah penipuan. Tidak ada ruang/celah untuk praktik seperti itu," tegas Arief.



Ketiga, memohon kepada orang tua atau wali catar agar tak meminta bantuan kepada pihak lain atau mengintervensi panitia seleksi demi kelulusan putra-putrinya.

"Mohon jangan dicederai perjuangan para catar saat ini dengan upaya meminta tolong kepada pihak lain/mengintervensi panitia ataupun dengan cara lain yang bisa merugikan putra/putri Bapak/Ibu dan catar lainnya," tutur Arief. (aud/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads